Puasa Nyaman Gula Darah Tetap Aman, Ini Triknya

Ilustrasi cek gula darah.
Sumber :
  • Pexels

VIVA – Berpuasa di bulan Ramadhan adalah ibadah wajib yang harus dijalankan seluruh umat Islam. Namun bagi penderita diabetes berpuasa dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya jika tidak dilakukan dengan tepat.

Siapa Bilang Penderita Diabetes Tak Boleh Makan Nasi Padang? Begini Triknya Menurut Ahli Gizi

Saat menjalani puasa, penderita diabetes lebih berisiko untuk mengalami kenaikan atau kekurangan kadar gula darah. Kondisi ini dapat membuat pasien diabetes rentan terkena komplikasi, seperti hipoglikemia, hiperglikemia ketoasidosis diabetik dan dehidrasi.

Spesialis Penyakit Dalam dari Siloam Hospitals Bekasi Sepanjang Jaya, dokter Reinaldo Alexander Sp.PD., mengatakan, pada pasien diabetes yang sudah berobat dengan baik dengan kadar gula sudah terkontrol cukup baik, serta 'puasanya' dilakukan dengan bagus dan bukan dengan porsi makan yang sembarangan, sebenarnya banyak manfaat baik. Salah satunya melatih kedisiplinan untuk mengatur pola makan. Kemudian kadar kolesterol membaik biasanya disertai penurunan berat badan sampai 1-2 kg.

Banyak Pantangan Tapi Tetap Wajib Makan Karbo, Penderita Diabetes Harusnya Makan Apa?

Namun, menurut dokter Reinaldo, perlu diwaspadai jika kadar gula darah kurang dikontrol, karena akan menimbulkan beberapa faktor risiko yang akan dialami pasien diabetes ketika berpuasa.

Ilustrasi makanan/ buka puasa/ batalkan puasa.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com
Mr P Tak 'Bangun' di Pagi Hari Bisa Tanda Bahaya? Bagaimana Cara Obatinya?

"Risiko yang paling sering ditemui adalah gula darahnya nge-drop, biasanya muncul di waktu siang hingga sore hari. Atau justru kadar gulanya menjadi tinggi," ujarnya dalam sesi webinar, Rabu 30 Maret 2022. 

Menurutnya, hal ini terjadi karena adanya perubahan drastis pada pola makan. Intensitas tidur juga ikut berubah drastis, dengan waktu bangun lebih pagi dari waktu biasanya. 

"Dan pada umumnya waktu tidur dilanjutkan pada saat siang hari. Ini akan memengaruhi metabolisme glukosa atau gula darah, sehingga berisiko mengalami komplikasi seperti gula darah rendah (hipoglikemia), gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia), dan juga risiko kurang cairan atau dehidrasi," kata dia. 

"Jika kondisi gula darah kita tinggi, itu cenderung darah kita menjadi kental. Jadi kalau gula darahnya masih belum terkontrol itu akan timbul risiko dehidrasi," tambahnya. 

Ilustrasi diabetes.

Photo :
  • Pexels/Nataliya Vaitkevich

Menurut Reinaldo, baiknya penilaian risiko berpuasa bagi pasien diabetes dilakukan 1-1,5 bulan sebelum menjalani puasa, agar saat menjalankan puasa gula darah bisa baik dan tidak terjadi komplikasi.

"Penilaian risiko puasa bagi pasien diabetes meliputi beberapa faktor, di antaranya riwayat kontrol gula darah sebelumnya, nilai HbA1C, fungsi ginjal, sedang hamil atau tidak bagi wanita, ada riwayat komplikasi akut diabetes apa tidak dalam 3 bulan terakhir, seberapa kompleks obat-obatan atau terapi insulin yang dilakukan dan juga kepatuhan dalam memeriksa gula darah sehari-hari," ungkapnya. 

Pemeriksaan yang perlu dilakukan saat akan berpuasa, kata Reinaldo, harus dijaga kadar gulanya dan memeriksa HbA1c, yaitu rata-rata gula darah kita dalam 3 bulan terakhir. Dan harus diperiksa fungsi ginjalnya serta melakukan rekam jantung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya