Dear Kaum Rebahan, Awas Sering Mager Picu Stroke

Ilustrasi tidur.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Pandemi COVID-19 yang melanda selama dua tahun terakhir ini membuat banyak orang meminimalisir aktivitasnya sehingga kerap berada di rumah. Sayangnya, aktivitas di rumah justru kian sedikit yang lebih didominasi dengan bermalas-malasan dan rebahan. Apa bahayanya?

Mengenal Diet Autofagi yang Disarankan Dokter! Turunkan BB, Cegah Kanker Hingga Jaga Kesehatan Jantung

Dokter spesialis saraf, dr. Nurul Rakhmawati SpN menuturkan, rebahan dan minim aktivitas selama di rumah dapat memicu penambahan berat badan tak terkontrol. Malas gerak alias mager ini tak bisa dianggap sepele karena bisa menimbulkan berbagai penyakit tidak menular.

Salah satunya adalah obesitas atau berat badan terlalu berlebihan. Pada obesitas biasanya ditandai dengan indeks massa tubuh yang berada pada batas 24,9. Biasanya hal ini ditengarai oleh malas gerak sekaligus terlalu banyak konsumsi makanan tinggi gula, garam, lemak.

Benarkah Kolesterol Tinggi dan Asam Urat Sebabkan Kanker Pankreas?

Ilustrasi tidur.

Photo :
  • Unsplash

"Lebih dari 24,9 itu dinyatakan obesitas. Makannya harus dijaga. Harus bergerak," ujar dokter Nurul dalam acara Hidup Sehat, TvOne, beberapa waktu lalu.

Lagi Tren Fisioterapi ke Rumah untuk Pasien Pemulihan Stroke, Seberapa Efektif?

Dokter Nurul juga tak menampik bahaya penyakit lainnya yang dapat mengintai ketika malas gerak selama di rumah. Termasuk serangan stroke yang dapat mengintai kaum muda yang lebih asik bermalas-malasan dan enggan gerak.

"Malas bergerak maka metabolisme tubuh tidak bagus, maka tekanan darah, kolesterol, gula darah, naik semua. Itu bisa sebabkan stroke," imbuhnya.

Ilustrasi menguap / mengantuk / tidur.

Photo :
  • Pixabay/ victoria_borodinova

Maka dari itu, penting agar tetap bergerak meski hanya di rumah. Dokter Nurul menyarankan agar berolahraga minimal 120 menit per minggu agar mencegah berbagai penyakit tidak menular tersebut agar tak berakibat fatal bagi tubuh.

"Disarankan dalam seminggu, 120-180 menit. Bisa jalan cepat, yoga, sepeda statis. Bisa sisihkan waktu 3 kali seminggu sejam," kata Dokter Nurul.

Ilustrasi sakit pinggang.

Hati-hati, Saraf Kejepit yang Tak Diobati Bisa Berujung Stroke dan Merambat ke Organ Vital Lain

Faktor obesitas atau berat badan dan bertambahnya usia, juga bisa meningkatkan risiko terjadinya saraf kejepit. Hal lainnya adanya cedera lama dan mengangkat beban berat.

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024