TBC dan COVID-19 Terjadi Bersamaan, Apa Bahayanya?

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Pixabay/Tumisu

VIVA – Penyakit tuberkulosis (TBC) menjadi perhatian di tengah pandemi yang masih melanda. Kasusnya yang tercatat menginfeksi 824 ribu pasien, dikhawatirkan rentan diintai COVID-19 yang sama-sama menyerang sistem pernapasan.

WHO Tetapkan TBC Penyakit Menular Paling Mematikan

Indonesia berada di peringkat ketiga pada data kasus TBC terbanyak di dunia yakni sebanyak 824 ribu pasien pada tahun 2021. Dari angka tersebut, sebanyak 93 ribunya meninggal dunia yang terjadi di tengah maraknya kasus COVID-19.

Di sisi lain, TBC yang disebabkan oleh mycrobacterium tuberkulosis ini kerap menyerang sistem pernapasan. Sama halnya seperti virus corona pemicu COVID-19 yang juga menurunkan fungsi sistem pernapasan. Lantas, bisakah keduanya terjadi bersamaan?

Penanganan TBC Masuk Program Quick Win Presiden Prabowo, Menkes Getol Deteksi Pengobatan Pasien

"Bisa saja terjadi barengan. Penderita TBCA kemudian terpapar COVID. Sehingga bisa makin berat (gejalanya). Sama dengan dulu kita ramai-ramai fokus COVID dan komorbid, seperti itu. Apalagi sama-sama (serang) di organ pernapasan," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Dr drh Didik Budijanto pada konferensi pers virtual memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2022 bertajuk 'Investasi Untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa', Selasa 22 Maret 2022.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Freepik
How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Didik menyebut bahwa gejala yang mengintai pasien dengan TBC dan COVID-19 tentu akan lebih berat dibanding mereka yang tak memiliki komorbid. Padahal sejatinya, TBC dapat diatasi dengan rutin mengonsumsi obat dan memantau kondisi.

"Bisa memicu kematian. Tapi bisa diobati dan dicegah. Tentu saja pengobatan akan berbeda antara satu dan yang lain (TBC dan COVID). Tapi harus meningkatkan imunitas sama. Mematikan TBC dengan obat antibiotik, satunya lagi untuk COVID. Tentu saja kita tidak berharap itu bisa terjadi. Kita berharap tidak banyak terinfeksi," terangnya lagi.

Dijelaskan Didik, komplikasi pada TBC saja sudah cukup berbahaya karena dapat menyerang paru. Selain itu, organ penting yang juga bisa diserang kuman TBC yaitu otak dan kulit sehingga bisa membahayakan.

"Bisa berat jika tidak diobati. Komplikasi ke diri sendiri atau jadi TBC resisten obat," jelas Koordinator Substansi TBC, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakti Menular, Kemenkes dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA. 

Ilustrasi Batuk

Tandanya Mirip, Ini yang Membedakan Batuk TBC dan Pneumonia

 Pneumonia salah satu penyakit infeksi yang terjadi pada jaringan paru- paru. Gejalanya khas seperti batuk dan demam sering kali disalahartikan sebagai tanda TBC.

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024