3 Tips Minimalisir Kerusakan Paru Akibat COVID-19

Ilustrasi paru-paru.
Sumber :
  • Freepik/kjpargeter

VIVA – Virus corona atau COVID-19 terutama menyerang paru. Virus ini kerap mengakibatkan jaringan parut atau kerusakan pada paru. Cedera pada paru inilah yang kemudian menyebabkan pasien post COVID-19 dapat mengalami gejala atau gangguan pernapasan (pneumonia) yang menetap selama 4-12 minggu setelah terinfeksi COVID-19. 

7 Tips Menjaga Kesehatan Paru-paru untuk Perokok Aktif

Bahkan pada beberapa pasien, dapat pula terjadi gejala post COVID-19 kronis sampai lebih dari 12 minggu. Nah, untuk meminimalisir kerusakan paru setelah terinfeksi COVID-19, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan, yang dipaparkan oleh Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan RS Pondok Indah, dr. Amira Anwar, Sp.P, FAPSR. 

Menerapkan 5M
"Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko kerusakan paru-paru. Pertama, hindari kemungkinan terpapar virus dengan menerapkan 5M, yakni menjaga kebersihan tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas," ujarnya lewat rilis yang diterima VIVA, Kamis 17 Maret 2022. 

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

"Apalagi jika Anda memiliki penyakit komorbid. Seseorang dengan komorbid sebaiknya sebisa mungkin mengelola dengan baik masalah kesehatannya. Jaga kadar gula darah agar tetap terkontrol, rutin meminum obat apabila ada masalah jantung, dan lain sebagainya," tambah dia. 

Ilustrasi wanita alami sesak napas.

Photo :
  • U-Report
Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Jalani gaya hidup sehat
Dokter Amira menyarankan untuk menjalani gaya hidup sehat dengan pola makan tepat dan konsumsi air yang cukup. Selain itu, tetap konsumsi makanan bergizi seimbang untuk menjaga kesehatan tubuh dan imunitas secara keseluruhan. 

"Hidrasi yang tepat dapat mempertahankan volume darah dan selaput lendir yang sehat dalam sistem pernapasan. Hal ini dapat membantu tubuh melawan infeksi dan kerusakan jaringan dengan lebih baik," ungkapnya. 

Selain itu, Amira juga menyarankan untuk menghindari merokok, rokok elektrik, atau paparan terhadap asap rokok dan polusi udara. 

"Jangan lupa, lakukan vaksinasi COVID-19 dan lengkapi hingga booster-nya, untuk semakin memperkuat imunitas," jelas dia. 

Ilustrasi vaksin COVID-19.

Photo :
  • Pexels/Maksim Goncharenok

Amira lebih lanjut mengatakan, COVID-19 lebih banyak menyebabkan kelainan di paru. Bahkan, gejala yang dirasakan dapat menetap pada masa post COVID-19. Virus penyebab COVID-19 juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ lain yaitu jantung, ginjal, sistem saraf, dan kelainan pada darah. Pemulihannya bisa jadi tidak sebentar. 

"Oleh karena itu, konsultasi setelah terinfeksi COVID-19 sangat diperlukan, terutama pada pasien-pasien yang memiliki komorbid, agar para penyintas COVID-19 dapat kembali pulih sepenuhnya dan melakukan aktivitasnya kembali seperti semula," tutup dr. Amira Anwar.

Orang Tua Harus Waspada! Penyakit Pneumonia Jadi Penyebab Terbesar Kematian Pada

4 Perbedaan Pneumonia pada Anak dan Dewasa, Siapa yang Paling Berisiko Terpapar?

Dalam beberapa tahun terakhir, kasus pneumonia pada orang dewasa dilaporkan mengalami peningkatan signifikan. Pneumonia sering kali diawali dengan gejala ringan.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024