Jangan Anggap Sepele, Ini Tanda Khas Penyakit Ginjal
- Freepik/shayne_ch13
VIVA – Ginjal merupakan salah satu organ yang penting di dalam tubuh kita. Bukan hanya dikenal sebagai fungsi untuk membuang air yang tidak dibutuhkan lagi lewat urin tapi sangat bermanfaat menjaga keseimbangan tubuh.
Ginjal berfungsi untuk banyak hal mulai dari membuang zat-zat lain seperti kelebihan elektrolit, sisa-sisa metabolisme dari makanan atau obat, mengatur tekanan darah, memproduksi sel darah merah, serta mengaktivasi vitamin D untuk penyerapan kalsium agar dapat menjaga kesehatan tulang.
“Ginjal erat kita dengar untuk memproduksi air seni atau urin, tapi produksi ginjal tidak terbatas hanya untuk membuang urin saja, tapi juga pada regulasi ginjal dan produksi atau aktivasi,” ujar Medical General Manager Kalbe, dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFO-K dalam live Instagram @KalbeGroup.
PT Kalbe Farma (Kalbe) memberikan edukasi mengenai tentang betapa pentingnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pasien ginjal lewat Instagram Live (IG Live) yang diadakan bertepatan dengan Hari Ginjal Sedunia 2022. Deddy menambahkan, ginjal yang tidak sehat membuat fungsi-fungsi ginjal tidak dapat berfungsi sehingga menyebabkan banyak penyakit.
Salah satu penyakit yang sering terdengar adalah penyakit batu ginjal, infeksi saluran kemih, namun jika sudah mempunyai kerusakan permanen maka disebut gangguan ginjal kronik. Ini merupakan kondisi gangguan kesehatan yang diakibatkan fungsi ginjal menurun secara permanen atau sudah terjadi selama tiga bulan atau lebih. Terdapat gejala khas dari penyakit ginjal ini. Apa itu?
“Salah satu masalah pada pasien gangguan ginjal kronik adalah mual, yakni ketika racun-racun yang seharusnya dibuang tadi, tidak dapat kita keluarkan dan menumpuk di saluran darah dan bahkan di rongga mulut. Sehingga, membuat pasien ginjal itu nafsu makannya berkurang karena racun berbau tadi yang seharusnya dibuang, tapi bisa juga terjadi akibat stress karena pembatasan makanan yang ekstrim sehingga berat badan menurun sehingga terjadi malnutrisi,” jelasnya.
Bagi pasien ginjal kronik stadium dialisis dan pre-dialisis dibutuhkan pembatasan asupan nutrisi. Asupan protein pada pasien pre-ginjal kronik atau yang belum dialisis harus dikurangi agar dapat mempertahankan fungsi ginjalnya, supaya tidak cepat jatuh ke dalam stadium cuci darah. Sebaliknya jika sudah masuk ke dalam dialisis, asupan protein harus ditingkatkan agar ketika cuci darah protein di badan juga terbuang.
“Pasien ginjal itu unik, tidak bisa diberikan suplemen sembarangan, susu sembarangan. Karena nanti proteinnya tinggi untuk pasien pre-dialisis atau sebaliknya untuk pasien dialisis. Jadi pilihlah suplemen nutrisi yang disesuaikan dengan penyakit ginjalnya.” tambahnya.
“Saat ini kita punya Nephrisol dan Nephrisol D untuk menjawab kebutuhan nutrisi bagi pasien ginjal yang disesuikan dengan kondisinya, apakah pre-dialisis atau dialisis,” ungkap Product Management Medikal Nutrience Kalbe, Airin Levina, S.Gz.
Menurutnya, ada perbedaan kebutuhan protein pada pasien penyakit ginjal yang dapat dilihat dari stadium dialisis dan pre-dialisis. Mereka yang merupakan pasien penyakit ginjal pre-dialisis merupakan pasien yang membutuhkan diet protein, sedangkan mereka yang merupakan pasien penyakit ginjal dialisis merupakan pasien yang membutuhkan protein yang tinggi.
Nephrisol dan Nephrisol D merupakan pangan olahan untuk medis khusus pasien ginjal kronik pre-dialisis dari keterangan kandugannya yang ditujukan untuk pasien ginjal kronik baik pre-dialisis dan dialisis.
“Nephrisol ada dua tipe, ada Nephrisol dan Nephrisol D. Yang membedakan Nephrisol dengan susu biasa adalah komposisinya. Jika susu biasa kandungan protein untuk satu sajian sekitar 9-10 gram, Nephrisol mengandung rendah protein yakni satu sajiannya mengandung 6 gram protein dan ini tepat untuk pasien ginjal pre-dialisis. Nephrisol D untuk satu sajian mengandung 12 gram protein yaitu diperuntukkan untuk pasien ginjal dialisis,” tutur Airin.
Untuk mereka yang berada pada kategori usia lansia, anak-anak, serta ibu hamil dan menyusui, baik mereka yang masuk stadium penyakit ginjal pre-dialisis dan dialisis memiliki keragaman kebutuhan protein yang berbeda-beda. Perhitungan gizi yang dibutuhkan dapat dikonsultasikan lewat dokter atau ahli gizi.
“Nephrisol dan Nephrisol D diformulasikan untuk usia di atas 12 tahun. Produk ini juga dapat dikonsumsi oleh anak-anak, lansia, ibu menyusui dan ibu hamil, namun kami kembalikan lagi kepada masing-masing, karena takaran sajiannya harus disesuikan dengan anjuran dokter masing-masing sesuai yang dibutuhkan tubuh,” katanya.