Bisa Sebabkan Kista? 5 Larangan Saat Berhubungan Seks dalam Islam

Ilustrasi seks/bercinta.
Sumber :
  • Freepik/jcomp

VIVA – Dalam ajaran agama Islam, berhubungan seks antara suami istri termasuk ke dalam salah satu ibadah. Walaupun demikian, sebuah pasangan tidak dapat melakukannya secara bebas, ada beberapa adab yang harus diperhatikan saat berhubungan seks. Sebab, jangan sampai hal ini akan memberikan penderitaan kepada salah satu pihak. Dalam Islam sendiri, berhubungan badan ini mempunyai berbagai manfaat. 

Setiawan Ichlas Buka Islamic International Conference, Bahas Ketahanan Pangan

Manfaat tersebut seperti meningkatkan keharmonisan dan meningkatkan kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Supaya kegiatan berhubungan intim ini bisa mendatangkan keberkahan, maka perlu diperhatikan hal-hal yang sudah dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan juga menjauhi berbagai larangan. Nah, berikut adalah ulasan tentang hal-hal yang dilarang saat berhubungan seks, supaya mendatangkan manfaat yang disadur dari berbagai sumber. 

1. Dilarang Berhubungan Badan Saat Menstruasi

Terobosan Baru! Malaysia Jadi yang Pertama Fasilitasi Pembayaran Zakat Pakai Kripto

Ilustrasi menstruasi.

Photo :
  • U-Report

Ketika pasangan kita sedang datang bulan atau menstruasi, sangat dianjurkan untuk tidak memaksakan untuk berhubungan badan. Bila dipaksakan, hal ini akan meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual. Sementara dalam agama Islam sendiri, larangan ini sudah dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 222 yang artinya:

Satu Ketakutan yang Buat Talitha Curtis Masih Betah Jomblo

“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.” (Q.S Al Baqarah: 222)

2. Tidak Melakukan Hubungan Intim Lewat Dubur

Ilustrasi pasangan suami istri berhubungan intim.

Photo :
  • U-Report

Pasangan suami dan istri sangat dianjurkan untuk melakukan hubungan intim sesuai dengan kaidah agama. Hal ini seperti yang sudah dijelaskan dalam surat Al Baqarah berikut ini.

"Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman." (Q.S Al Baqarah: 223).

Walaupun demikian, bercinta lewat dubur tetap tidak dianjurkan, Rasulullah pernah bersabda yang artinya, “Terkutuklah orang yang menyetubuhi isteri di duburnya.”  (Hadis Riwayat Abu Dawud dan an-Nasa’i dari Abu Hurairah).

3. Tidak Memulai Hubungan Seks dengan Berdoa

Ilustrasi pasangan suami istri berhubungan.

Photo :
  • U-Report

Islam sangat menganjurkan kepada kita semua sebelum melaksanakan kegiatan sehari-hari, termasuk bercinta untuk membaca doa terlebih dahulu. Jangan lupa untuk meminta keberkahan kepada Allah SWT saat akan melaksanakan ibadah tersebut. 

Rasulullah saw. bersabda: “Apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya, hendaklah ia membaca: “Bismillah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami”. Sebab jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua tersebut membuahkan anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya.”  (Shahih Muslim No.2591)

4. Berhubungan Seks dalam Keadaan Kotor

Ilustrasi mandi

Photo :
  • The Sun

Sebelum melakukan hubungan badan dengan pasangan, sebaiknya kamu dan suami membersihkan diri terlebih dahulu. Hindari bersetubuh dalam keadaan tubuh yang kotor. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW berikut ini. 

Rasulullah pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini. Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?” Beliau menjawab, “Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).

5. Langsung Berhubungan Seks

pasangan suami istri

Photo :
  • U-Report

Selain itu, kamu juga dianjurkan ketika akan berhubungan badan diawali dengan ‘pembuka’ terlebih dahulu, seperti menyentuh tangan suami atau berciuman. Rasulullah SAW tidak menganjurkan untuk langsung berhubungan badan. 

Rasulullah bersabda, “Siapa pun di antara kamu, janganlah menyamai istrinya seperti seekor hewan bersenggama, tapi hendaklah ia dahului dengan perantaraan. Selanjutnya, ada yang bertanya: Apakah perantaraan itu ? Rasul Allâh SAW bersabda, “yaitu ciuman dan ucapan-ucapan romantis”. (HR. Bukhâriy dan Muslim).

6. Berhubungan Seks Saat Puasa

Ilustrasi puasa.

Photo :
  • U-Report

Terdapat waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan hubungan seksual antara suami dan istri, yaitu saat berpuasa. Ketika puasa, manusia diharapkan bisa menahan rasa lapar, haus, dan hawa nafsu mereka. Maka dari itu, berhubungan sekes saat puasa sangat dilarang lantaran bisa membatalkan ibadah tersebut. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dia berkata:

“Seseorang datang kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, celakalah saya!” Beliau bertanya, “Ada apa dengan anda?” Dia menjawab, “Saya telah berhubungan intim dengan istri sementara saya dalam kondisi berpuasa (Di bulan Ramadan),” Maka Rasulullah sallallahu alaihi wa sallalm bertanya, “Apakah anda dapatkan budak (untuk dimerdekakan)?” Dia menjawab, “Tidak.” Beliau bertanya, “Apakah anda mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?” Dia menjawab, “Tidak.” Beliau bertanya, “Apakah anda dapatkan makanan unttuk memberi makan kepada enampuluh orang miskin?” Dia menjawab, “Tidak.” Kemudian ada orang Anshar datang dengan membawa tempat besar di dalamnya ada kurmanya. Beliau bersabda, “Pergilah dan bershadaqahlah dengannya.” Orang tadi berkata, “Apakah ada yang lebih miskin dari diriku wahai Rasulullah? Demi Allah yang mengutus anda dengan kebenaran, tidak ada yang lebih membutuhkan diantara dua desa dibandingkan dengan keluargaku.” Kemudian beliau mengatakan, “Pergilah dan beri makanan keluarga anda.” (HR Bukhari, 2600 dan Muslim, 1111).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya