Rokok Hingga Diabetes, Awas Deret Pemicu Kanker Usus Besar
- U-Report
VIVA – Kanker masih menjadi salah satu penyakit mematikan di dunia. Kanker dapat menyerang bagian tubuh mana pun, salah satunya usus besar. Tak memandang usia dan gender, kanker usus besar adalah penyebab kematian nomor tiga di Amerika Serikat.Â
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menuturkan bahwa banyak faktor yang memicu kanker usus besar terjadi.
Salah satunya penyakit komorbid seperti diabetes dan obesitas, yang mana kondisi tersebut kerap dialami oleh masyarakat dunia saat ini.
"Penyakit kencing manis, kurang gerak, konsumsi kurang serat dan daging merah itu risiko kanker usus besar. Faktor risiko nggak tunggal. Misal diabetes, ada obesitas dan merokok juga," ujar Prof Ari, dalam program acara Hidup Sehat tvOne, Selasa 15 Maret 2022.
Ada pun saat orang tua atau anggota keluarga lain mengidap kanker usus besar, tak melulu akan langsung diturunkan kepada anak. Menurut Prof Ari, selama faktor risiko lain bisa dicegah maka kanker usus besar bisa dihindari, seperti pola hidup yang dikendalikan lebih baik.
Kendati begitu, Prof Ari tak menampik bahwa kanker usus besar bisa lebih rentan menyerang pria dibanding wanita. Selain faktor hormonal, gaya hidup pada pria yang cenderung merokok dan obesitas juga menjadi risiko lainnya.
"Secara hormonal karena laki-laki lebih banyak (faktor di hormon). Yang diriset juga lebih banyak laki-laki daripada perempuan. Ada faktor genetik lah. Tapi hasilnya beda-beda tipis lah. Risiko bisa sama," beber Prof Ari.
Kanker usus besar tak hanya bisa dicegah namun juga dapat sembuh total apabila masih di tahap awal. Salah satu gejala yang patut diwaspadai saat masuk stadium awal adalah sembelit yang berlangsung lama.
"Bisa sembuh total. Bicara soal kanker, kalau masih pre kanker potong polip selesai. Putus mata rantai sel kanker. Kalau pasien datang dengan stadium 1, belum ke organ lain, diobati masih bisa tuntas. Survival rate bisa 90 persen 5 tahun. Udah stadium atas, harapan hidupnya lebih rendah," pungkasnya.