China Lockdown Lagi, Tanda Varian COVID-19 Kian Parah?
- thehealthsite.com
VIVA – Sepertinya ini akan menjadi masa pandemu COVID-19 terburuk dalam 2 tahun ini. Sebab, China, yang menjadi tempat wabah pertama kali ditemukan, kembali mengunci kota alias lockdown lantaran kasus meningkat. Benarkah ini tanda varian virusnya makin parah?
Sejauh ini, ini adalah pertempuran terburuk yang telah diperjuangkan negara itu sejak wabah Wuhan, dan para ahli berasumsi bahwa lonjakan kasus baru-baru ini sebagian besar disebabkan oleh varian Omicron dari COVID-19.
China, negara yang pertama kali melihat kemunculan virus COVID-19 pada tahun 2019, kini kembali memerangi virus tersebut dalam wabah terburuk yang pernah ada.
Dikutip dari laman The Health Site, menurut laporan terbaru, kota Shenzhen yang berteknologi tinggi di China, yang memiliki populasi lebih dari 17 juta, adalah yang terbaru ditutup untuk mengendalikan lonjakan kasus COVID-19.
Ini menjadi upaya pemerintah berjuang untuk menahan wabah kasus virus terburuk di dua tahun terakhir.
Sebab, negara itu melaporkan 1.100 infeksi domestik pada hari Minggu 13 Maret 2022 lalu, data dari Komisi Kesehatan Nasional menunjukkan. Penghitungan makin parah dari lebih 300 ribu kasus sehari dalam waktu kurang dari seminggu, menghadirkan tantangan signifikan bagi pendekatan China menuju endemi yang sedang berlangsung.
Berbicara kepada media lokal, pejabat kesehatan negara itu mengatakan bahwa jumlah infeksi COVID di lonjakan infeksi terbaru China rendah dibandingkan dengan negara lain dan dengan Hong Kong, yang melaporkan lebih dari 32.000 pada hari Minggu itu.
Tetapi otoritas daratan memberlakukan strategi tanpa toleransi dan telah mengunci seluruh kota untuk menemukan dan mengisolasi setiap orang yang terinfeksi.
China Berjuang Melawan COVID Terburuk dalam 2 Tahun
Sejauh ini, ini adalah pertempuran terburuk yang pernah terjadi di negara itu sejak wabah Wuhan, dan para ahli berasumsi bahwa lonjakan kasus baru-baru ini sebagian besar disebabkan oleh varian Omicron dari COVID-19, yang telah memicu gelombang ketiga di berbagai negara, beberapa bulan lalu.
Varian Omicron COVID-19 adalah versi yang sangat bermutasi dari virus corona yang membawa lebih dari 32 mutasi yang mengkhawatirkan yang membantu varian untuk menginfeksi individu yang divaksinasi penuh pada tingkat yang lebih cepat, dibandingkan dengan jenis lain sebelumnya.
Selain penguncian total, pihak berwenang juga memberlakukan pembatasan lokal di sekolah, restoran, mal, dan tempat umum lainnya untuk mengendalikan penyebaran virus.
Untuk menahan penyebaran virus, pemerintah juga mewajibkan semua pelancong keluar dari Shenzhen untuk menyerahkan hasil tes asam nukleat negatif yang diambil dalam 24 jam sebelumnya.
Diketahui, virus corona pertama kali merebak di Wuhan pada Desember 2019 sebelum menyebar ke hampir seluruh belahan dunia. Di Shanghai, kota terpadat di China dengan 24 juta orang, jumlah kasus COVID-19 dalam lonjakan terbaru naik 15 menjadi 432. Pemerintah kota meminta masyarakat untuk tidak pergi kecuali diperlukan.
"Hal ini diperlukan untuk mengambil tindakan pencegahan dan pengendalian yang lebih akurat dan efektif, melacak sumbernya dan melakukan pemeriksaan secara mendalam dan menyeluruh, (dan) secara ilmiah dan akurat (untuk) membatasi kontak dekat," tutur Walikota Shanghai Gong Zheng.