Kolom Prof Tjandra: IKN dan Kesehatan
- Istimewa
VIVA – Pimpinan otoritas ibu kota negara baru atau IKN Nusantara sudah dilantik dan presiden diberitakan akan berkemah di lokasi IKN besok. Khusus tentang aspek kesehatan di IKN, maka diusulkan 8 aspek, 5 langkah dan 4 antisipasi penyakit menular.
Aspek pertama adalah sanitasi, yang menjamin ketersediaan air bersih dan pelaksanaan hygiene dan sanitasi. Disusul dengan aspek kedua, sarana aktifitas fisik, yang mempromosikan gaya hidup non-sedentari, serta aspek ketiga tentang harus tersedianya berbagai jenis makanan dengan kalori yang cukup dan kaya nutrient esensial yang memadai.
Yang keempat aspek istirahat secara berkala dan wajar, kelima tentang ketahanan emosional (emotionally resilience) untuk meningkatkan kemampuan menangani stress. Aspek keenam tentang spiritualitas, baik tentang agama dan juga aspek sosial lain, serta  ke ujuh tentang lingkungan hidup dan harmoni yang baik antar warga dan dengan lingkungan sekitar. Aspek kedelapan tentang pekerjaan dan pendapatan finansial.
Lalu, langkah pertama di IKN adalah memilih energi bersih (clean energy), kedua ketersediaan transportasi umum yang baik dan ketiga investasi pada kesehatan digital (digital health). Langkah keempat mengimplementasikan Internet of Thing (IoT) yang akan amat berpengaruh pada bidang kesehatan, serta kelima adalah senantiasa memonitor derajat polusi udara di kota.
IKN dibangun di Pulau Kalimantan, yang selain mempunyai pola epidemiologi tertentu, maka juga terkenal dengan hutan dan kehidupannya. Untuk itu, dalam kaitannya dengan penyakit menular, maka setidaknya ada 4 hal yang patut jadi perhatian pada IKN.
Pertama tentang berbagai vektor yang sudah ada di habitat setempat, termasuk di hutan sekitarnya, termasuk antisipasi penyakit yang ditularkan vektor (vector borne disease). Antisipasi kedua tentang perubahan lingkungan yang mungkin terjadi, yang dapat diantisipasi dengan kajian lingkungan dan dampaknya pada pola penyakit menular.
Antisipasi ketiga, tentu perlu dikaji tentang penyakit apa saja yang endemik di daerah IKN serta daerah tetangganya, serta analisa retrospektif dan surveilans prospektifnya secara amat intensif, baik sampai kota mulai beroperasi dan juga sampai tahun-tahun ke depannya.
Antisipasi keempat, IKN ini tentu akan dibangun dengan prinsip ketahanan terhadap pandemi di masa datang, pandemic resilient city.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI.Â
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara
Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit & Kepala Badan Litbangkes Kemenkes RI