Jangan Anggap Sepele, Kenali Gejala Hipertensi Sekunder
- Times of India
VIVA – Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan komplikasi kesehatan yang lazim, namun banyak kasus yang tidak terdiagnosis. Salah satu alasannya adalah kurangnya kesadaran tentang penyebab dan faktor risiko, terutama di antara penduduk pedesaan yang semakin turun ke tingkat pengobatan yang rendah, membuat orang rentan terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
Banyak yang bahkan tidak tahu bahwa ada dua jenis hipertensi yaitu primer dan sekunder. Hipertensi primer adalah yang paling umum disebabkan karena kebiasaan gaya hidup yang buruk atau riwayat keluarga, sedangkan hipertensi sekunder biasanya akibat dari kondisi medis lainnya.
Dilansir dari Times of India, terhitung sekitar 10 persen dari semua kasus tekanan darah tinggi, seringkali tidak terdiagnosis.
Memahami hipertensi sekunder
Tekanan darah tinggi ditandai dengan memiliki jumlah tekanan yang lebih tinggi di pembuluh darah dari biasanya. Ini dievaluasi oleh angka sistolik dan diastolik yang muncul pada mesin pemantau tekanan darah.
Hipertensi sekunder disebabkan sebagai akibat dari penyakit atau kondisi yang diketahui yang diderita pasien dalam waktu yang lama. Jenis hipertensi ini berbeda dari hipertensi primer dalam banyak hal.
Perawatan yang tepat untuk hipertensi sekunder juga dapat membantu mengendalikan kondisi kesehatan yang mendasarinya dan mengurangi risiko komplikasi terkait kesehatan.
Gejala hipertensi sekunder
Sama seperti hipertensi primer, hipertensi sekunder memiliki tanda-tanda yang tidak kentara. Bahkan jika itu mencapai tingkat yang berbahaya, sulit untuk dideteksi jika seseorang tidak berhati-hati.
Jika Anda telah didiagnosis menderita tekanan darah tinggi, tanda-tanda umum berikut menunjukkan bahwa Anda mungkin menderita hipertensi sekunder:
- Suatu kondisi yang tidak dapat dikendalikan dengan obat tekanan darah
- Tekanan darah sangat tinggi
- Tekanan darah tinggi yang terjadi secara tiba-tiba pada usia yang lebih muda
- Tidak ada riwayat keluarga tekanan darah tinggi
- Tidak ada obesitas.
Penyebab hipertensi sekunder
Beberapa kondisi kronis dapat membuat tingkat tekanan darah Anda meningkat. Mengelola tekanan darah tinggi juga dapat membantu mengurangi gejala kondisi kesehatan lain yang mendasarinya. Beberapa alasan seseorang dapat mengembangkan hipertensi sekunder adalah:
Diabetes: Diabetes yang tidak dikelola dapat memberi tekanan berlebihan pada ginjal untuk mengeluarkan gula dari darah. Kondisi ini dari waktu ke waktu dapat meningkatkan tingkat tekanan darah.
Penyakit ginjal polikistik: Kista di ginjal Anda dapat menghalangi fungsi normal ginjal, yang menyebabkan lonjakan tingkat tekanan darah.
Hipertensi renovaskular: Jenis tekanan darah tinggi ini disebabkan ketika arteri yang mengarah ke ginjal Anda menyempit.
Sindrom Cushing: Kadar kortisol yang tinggi untuk waktu yang lama dapat menyebabkan sindrom Cushing dan pengobatannya dapat menyebabkan hipertensi sekunder.
Gangguan hormonal: Gangguan tiroid atau Aldosteronisme juga dapat berdampak pada ginjal Anda yang menyebabkan peningkatan tingkat tekanan darah.
Sleep apnea: Mendengkur yang parah saat tidur yang menyebabkan hambatan dalam mendapatkan jumlah oksigen yang cukup dapat merusak lapisan pembuluh darah, yang menyebabkan tekanan darah tinggi.
Terlepas dari kondisi lain seperti obesitas, kehamilan dan asupan berlebihan beberapa obat bebas juga dapat menyebabkan hipertensi sekunder.
Perawatan
Untuk mengobati hipertensi terlebih dahulu, kondisi mendasar yang meningkatkan tingkat tekanan darah perlu diobati. Setelah kondisi yang mendasarinya diobati, tekanan darah akan kembali normal.
Tergantung pada kondisi Anda, dokter akan meresepkan obat, perubahan gaya hidup, dan pilihan perawatan lain untuk mengontrol tingkat tekanan darah Anda.