Kenali Tanda Awal Diabetes Tipe 2, Penting untuk Diagnosis Dini
- Times of India
VIVA – Diabetes tipe 2 adalah kondisi umum. Di Indonesia, jumlah penderita diabetes terus meningkat dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi 19,5 juta pada tahun 2021.
Orang dengan pradiabetes memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal, tetapi dokter belum menganggap mereka menderita diabetes. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, orang dengan pradiabetes sering mengembangkan diabetes tipe 2 dalam waktu lima tahun jika mereka tidak mendapatkan pengobatan.
Timbulnya diabetes tipe 2 bisa bertahap, dan gejalanya bisa ringan selama tahap awal. Akibatnya, banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi ini. Dikutip dari medicalnewstoday, berikut ini tanda dan gejala awal diabetes tipe 2 dan pentingnya diagnosis dini.
1. Sering buang air kecil
Ketika kadar gula darah tinggi, ginjal mencoba membuang kelebihan gula dengan menyaringnya keluar dari darah. Hal ini dapat menyebabkan seseorang perlu buang air kecil lebih sering, terutama di malam hari.
2. Selalu haus
Sering buang air kecil yang diperlukan untuk menghilangkan kelebihan gula dari darah dapat menyebabkan tubuh kehilangan air tambahan. Seiring waktu, ini dapat menyebabkan dehidrasi dan menyebabkan seseorang merasa lebih haus dari biasanya.
3. Selalu merasa lapar
Rasa lapar atau haus yang terus-menerus bisa menjadi tanda awal diabetes tipe 2.Penderita diabetes seringkali tidak mendapatkan energi yang cukup dari makanan yang mereka makan.
Sistem pencernaan memecah makanan menjadi gula sederhana yang disebut glukosa, yang digunakan tubuh sebagai bahan bakar. Pada penderita diabetes, tidak cukup glukosa ini bergerak dari aliran darah ke sel-sel tubuh. Akibatnya, penderita diabetes tipe 2 sering merasa lapar terus-menerus, terlepas dari seberapa baru mereka makan.
4. Merasa sangat lelah
Diabetes tipe 2 dapat berdampak pada tingkat energi seseorang dan menyebabkan mereka merasa sangat lelah atau lelah. Kelelahan ini terjadi sebagai akibat dari tidak cukupnya gula yang berpindah dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
5. Penglihatan kabur
Kelebihan gula dalam darah dapat merusak pembuluh darah kecil di mata, yang dapat menyebabkan penglihatan kabur. Penglihatan kabur ini bisa terjadi pada salah satu atau kedua mata dan bisa datang dan pergi.
Jika seseorang dengan diabetes pergi tanpa pengobatan, kerusakan pada pembuluh darah ini dapat menjadi lebih parah, dan kehilangan penglihatan permanen pada akhirnya dapat terjadi.
6. Penyembuhan luka dan luka yang lambat
Kadar gula yang tinggi dalam darah dapat merusak saraf dan pembuluh darah tubuh, yang dapat mengganggu sirkulasi darah. Akibatnya, bahkan luka kecil dan luka mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk sembuh. Penyembuhan luka yang lambat juga meningkatkan risiko infeksi.
7. Kesemutan, mati rasa, atau nyeri di tangan atau kaki
Kadar gula darah yang tinggi dapat memengaruhi sirkulasi darah dan merusak saraf tubuh. Pada penderita diabetes tipe 2, hal ini dapat menyebabkan rasa sakit atau sensasi kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki.
Kondisi ini dikenal sebagai neuropati, dan dapat memburuk dari waktu ke waktu dan menyebabkan komplikasi yang lebih serius jika seseorang tidak mendapatkan pengobatan untuk diabetes mereka.
8. Bercak kulit gelap
Bercak kulit gelap yang terbentuk di lipatan leher, ketiak, atau selangkangan juga bisa menandakan risiko diabetes yang lebih tinggi. Tambalan ini mungkin terasa sangat lembut dan lembut. Kondisi kulit ini dikenal sebagai acanthosis nigricans.
9. Gatal dan infeksi jamur
Kelebihan gula dalam darah dan urin menyediakan makanan untuk ragi, yang dapat menyebabkan infeksi. Infeksi jamur cenderung terjadi pada area kulit yang hangat dan lembab, seperti mulut, area genital, dan ketiak. Daerah yang terkena biasanya gatal, tetapi seseorang mungkin juga mengalami rasa terbakar, kemerahan, dan nyeri.