Lemak dan Gula 'Luntur' Asal Banyak Minum Air Putih? Ini Faktanya
- Times of India
VIVA – Lemak, gula, dan garam yang dikonsumsi berlebihan terbukti menjadi biang kerok berbagai penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes. Kendati begitu, banyak anggapan yang mengatakan ketiga sumber penyakit itu bisa 'luntur' dengan hanya minum air putih yang banyak. Bagaimana faktanya?
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2018, angka prevalensi obesitas pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas meningkat dari 14,8% di tahun 2013 menjadi 21,8% di tahun 2018. Di masa pandemi, risiko obesitas semakin mengancam, termasuk pada kelompok usia dewasa muda berusia 17-35 tahun sehingga memengaruhi produktivitas mereka dalam berkontribusi meningkatkan berbagai industri nasional.Â
Salah satunya risiko obesitas muncul dari pola makan, termasuk meningkatnya kebiasaan yang tidak sehat seperti pemilihan makanan dan minuman yang tinggi gula, garam, dan lemak (GGL). Untuk itu, rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia dan Kementerian Kesehatan batasan GGL yakni 1-4-5.
"Sebaiknya ada batasannya seperti referensi WHO. Gula 4 sdm sehari maksimal. Garam 1 sdt per hari. Lemak 5 sdm, bisa dari numis-numis aja, nggak di-fried (goreng)," ujar Koordinator Substansi P2DMGM Kementerian Kesehatan RI, dr.Esti Widiastuti, M.ScPH, dalam acara Festival komunitas #BeatObesity 2022–Anak Muda Lawan Obesitas bersama Nutrifood, baru-baru ini.
Sayangnya, masih banyak yang enggan membatasinya lantaran merasa kurang rasa pada makanannya. Bahkan, banyak masyarakat yang dengan percaya diri mengonsumsi gula,garam, dan lemak dalam jumlah berlebih karena meyakini dapat luruh usai konsumsi air putih. Benarkah?
"Kecukupan air putih penting tapi tidak membilas segala makanan lemak gula garam kekuar. Mau badan kita gendut atau tidak, tetap batasi asupan GGL," ujar Dokter Spesialis Gizi Klinis, dr. Marya Haryono, MGizi, SpGK, FINEM, di kesempatan yang sama.
Dokter Marya menganjurkan agar membatasi asupan gula sederhana seperti nasi putih dan minuman kemasan. Sementara untuk garam, tak melulu berasal dari bumbu dapur melainkan dengan bahasa lain yang biasa tercantum di label yaitu sodium atau natrium.
"Bahasa lainnya adalah sodium. Dalam miligram 2400 maksimal atau 1 sdt rata, harus hati2. Jangan sampai semua makanan, camilan mengandung natrium banyak," tuturnya.