Berapa Lama Kekebalan dari Vaksin Booster Bisa Bertahan di Tubuh?
- ANTARA FOTO
VIVA – Vaksin booster COVID-19 menjadi dosis pencegahan tambahan yang diberikan untuk meningkatkan memori sistem kekebalan tubuh terhadap virus corona. Memori vaksin asli berkurang setelah durasi tertentu dan dosis booster berfungsi sebagai penambah memori.
Vaksin booster memperluas perlindungan terhadap COVID-19 dan menjaga tubuh tetap aman dari varian virus yang muncul. Vaksin booster membantu sistem kekebalan tubuh mempertahankan memori patogen dan membuatnya siap untuk segala jenis serangan serupa di masa depan. Booster sangat penting ketika efektivitas dosis vaksin asli mulai berkurang.
Mengingat varian virus corona yang terus bermunculan, vaksin booster akan melindungi tubuh dari varian mutasi yang akan datang.
Efektivitas vaksinasi dan suntikan booster terlihat selama gelombang ketiga gelombang COVID-19. Selama gelombang ini, lebih sedikit kasus rawat inap dan tingkat keparahan yang terjadi di anatara pasien. Meskipun banyak ilmuwan mengaitkan sifat ringan dari varian Omicron menjadi alasan di baliknya, banyak juga yang mengatakan karena vaksinasi, risiko keparahan pada kebanyakan orang menjadi lebih rendah.
Berapa lama kekebalan dari vaksin booster bertahan di tubuh?
Meski begitu, para ahli mengatakan bahwa efek vaksin booster berkurang setelah 10 minggu, tetapi perlindungan terhadap keparahan penyakit akibat COVID-19 tetap lebih tinggi dibandingkan pada mereka yang belum mendapat booster, seperti dikutip dari laman Times of India, Jumat, 25 Februari 2022.
“Dalam analisis data populasi yang diperbarui, perlindungan vaksin terhadap penyakit ringan sebagian besar telah menghilang dalam 20 minggu setelah vaksinasi dengan vaksinasi primer 2 dosis. Setelah dosis booster, perlindungan awalnya meningkat menjadi sekitar 65 hingga 70 persen tetapi turun menjadi 45 hingga 50 persen dari 10+ minggu," demikian laporan dari badan keamanan kesehatan Inggris yang dirilis 14 Januari 2022 lalu.
"Perlindungan terhadap penyakit parah jauh lebih tinggi setelah dosis booster, efektivitas vaksin terhadap rawat inap diperkirakan 92 persen dan tetap tinggi pada 83 persen 10+ minggu setelah dosis booster," tambah laporan itu.
Studi penelitian lain juga mengisyaratkan efektivitas dosis booster terhadap penyakit parah. Sebuah studi penelitian CDC Amerika Serikat terhadap 241.204 pertemuan gawat darurat/perawatan darurat, dan 93.408 rawat inap dari Agustus 2021 hingga Januari 2022 menunjukkan bahwa vaksin booster 91 persen efektif mencegah rawat inap akibat COVID-19 hingga dua bulan setelah suntikan.
Efektivitas vaksin booster juga disebut turun menjadi 78 persen setelah empat bulan atau lebih.
Meski begitu, saat ini vaksin adalah perlindungan terbaik terhadap virus corona. Mengingat virus yang terus bermutasi, setiap orang harus divaksinasi bersama dengan vaksin booster tepat waktu. Kebersihan yang tepat, memakai masker wajah dan vaksinasi hanya dapat melindungi manusia dari COVID-19.
Sementara itu, di Indonesia sendiri penambahan kasus positif COVID-19 per hari ini, 25 Februari 2022 tercatat sebanyak 49.447. Dengan begitu, total kasus COVID-19 yang di Indonesia sejak Maret 2020 menjadi 5.457.775 kasus.
Hasil studi menunjukkan telah terjadi penurunan kekebalan tubuh atau antibodi pada enam bulan setelah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis primer lengkap, sehingga dibutuhkan pemberian dosis lanjutan atau booster untuk meningkatkan proteksi individu terutama pada kelompok masyarakat rentan.
Vaksinasi booster massal
Dengan lonjakan kasus tersebut, turut berimbas pada perekonomian khususnya sektor industri. Untuk itu, PT Kawasan Berikat Nusantara berkolaborasi dengan Dirjen Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan Instansi Pemerintah melaksanakan vaksinasi booster massal bagi karyawan/pekerja di lingkungan kawasan KBN.
Kegiatan vaksinasi booster massal tersebut diselenggarakan mulai 24 Februari 2022 sampai jangka waktu tiga minggu ke depan yang berlokasi di Halaman Parkir Divisi Keamanan PT KBN (Persero).
Sebanyak 10 orang tenaga kesehatan (nakes) yang berasal dari Rumah Sakit Pekerja KBN dan dibantu 40 orang non nakes turut dikerahkan untuk mendukung suksesnya pelaksanaan vaksin booster massal.
KBN menargetkan sebanyak 15.000 dosis yang akan diberikan kepada karyawan/pekerja dengan jenis vaksin AstraZeneca.
Untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan vaksin AstraZeneca sejumlah separuh dosis atau 0,25 mililiter atau vaksin Pfizer sejumlah separuh dosis atau 0,15 mililiter. Sedangkan untuk sasaran dengan dosis primer AstraZeneca maka diberikan vaksin Pfizer separuh dosis atau 0,15 mililiter.
Ada pun syarat penerima dosis vaksin ini adalah sebagai berikut:
-Calon penerima vaksin menunjukkan NIK dengan membawa KTP/KK atau melalui aplikasi PeduliLindungi
-Berusia 18 tahun ke atas
-Telah mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap minimal enam bulan sebelumnya
PT KBN sendiri telah menyelenggarakan vaksinasi massal dosis 1 dan 2 untuk karyawan/pekerja dan warga sekitar perusahaan. Sebanyak 39.155 orang telah divaksin sejak Juli 2021-Agustus 2021. Jumlah tersebut melampaui target 35.200 orang sasaran vaksinasi atau sekitar 111 persen.
"Kegiatan vaksinasi booster massal ini adalah lanjutan dari rangkaian vaksinasi massal tahap 1 dan 2 yang telah dilakukan tahun lalu dan ini adalah wujud nyata dukungan kami dalam mendukung program pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang sehat," ucap Direktur Utama PT KBN, Alif Abadi dalam keterangannya.