Kasus Omicron Lampaui Delta, Bagaimana Ketersediaan Obat COVID-19?
- Freepik/freepik
VIVA – Sedikit menengok ke belakang, pada 2021 lalu ketika kasus COVID-19 varian Delta mengganas di Tanah Air, Indonesia cukup kewalahan menanganinya. Tidak hanya rumah sakit dan tempat karantina saja yang penuh, tapi obat-obatan COVID-19 juga mengalami kelangkaan.Â
Ketika itu, kasus tertinggi COVID-19 untuk varian Delta mencapai 56 ribu dalam satu hari, namun obat sudah langka di mana-mana. Jika dibandingkan dengan sekarang, bahkan jumlah kasus varian Omicron sudah jauh melampaui Delta.
Dalam seminggu terakhir atau beberapa hari di bulan Februari 2022, angka kasus varian Omicron telah melampaui Delta. Bahkan, angka tertinggi tercatat hingga menembus 64 ribu kasus per hari.Â
Lalu, bagaimana dengan ketersediaan obat-obatan COVID-19? Apakah akan terjadi kelangkaan lagi mengingat kasus Omicron sudah mengungguli Delta?Â
Ketua Umum Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Indonesia (GPFI), Tirto Kusnadi, memastikan ketersediaan obat COVID-19 terutama untuk menghadapi varian Omicron ini.Â
"80 persen obat atau hampir 90 persen obat sudah diproduksi oleh pengusaha atau industri nasional kita. Kita ini telah menyediakan obat khususnya dengan masa pandemi COVID-19 terutama pada Omicron ini, kami hampir tidak mendengar bahwa ada obat kurang," ujarnya saat press conference yang digelar GP Farmasi di Hotel Century Park Senayan, Jakarta, Jumat, 25 Februari 2022.Â
"Jadi supaya diketahui oleh masyarakat luas dan juga pemerintah bahwa anggota GP Farmasi telah menyediakan obat-obatan cukup untuk kepentingan pengobatan bagi orang-orang yang terkena pandemi COVID-19, terutama Omicron ini yang terakhir," tambah dia.Â
Tirto pun tidak memungkiri bahwa pertumbuhan kasus Omicron jauh lebih banyak dibanding Delta. Dan pada saat itu, industri farmasi bahkan tidak bisa menyediakan obat-obatan yang cukup. Namun dia memastikan, kondisi itu tidak akan terulang lagi.Â
"Karena kita semua sudah tahu bahwa kalau membaca berita atau melihat di TV, sampai dengan minggu terakhir ini pertumbuhan atau terjangkitnya masyarakat dengan Omicron ini sudah melebihi dari tahun yang lalu pada saat Delta, yang membuat kita terkejut bahwa pertumbuhannya demikian dahsyat, sehingga kita belum bisa menyediakan," ungkapnya.Â
"Tapi kali ini untuk Omicron, kita telah tersedia obat dengan cukup dan belum mendengar dan saya harap jangan sampai mendengar ada berita obat kurang," jelas Tirto Kusnadi.