WHO Umumkan 3 Sub Varian Omicron, Kenali Masing-masing Gejalanya

Ilustrasi COVID-19/virus corona.
Sumber :
  • Pixabay/mattthewafflecat

VIVA – Kelompok Penasihat Teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang Evolusi Virus SARS-CoV-2 (TAG-VE), berbicara mengenai berbagai sub varian Omicron dan alasan mengapa sub varian ini tak boleh dianggap enteng. Lalu, apa saja sub varian Omicron tersebut? 

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Varian Omicron atau B.1.1.529 merupakan penerus dari varian Delta. Omicron terdiri dari beberapa sub garis keturunan dan yang paling umum menurut WHO adalah BA.1, BA.1.1 dan BA.2. Namun, ada juga sub varian BA.3 Omicron.

Sub varian BA.2 menjadi perhatian utama para peneliti dan pakar kesehatan saat ini. Bahkan dalam beberapa minggu terakhir, sejumlah besar kasus terkait dengan sub varian BA.2 Omicron telah dilaporkan. Demikian seperti dikutip Times of India, Kamis 24 Februari 2022. 

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Omicron sub varian BA.1 dan gejalanya

Virus COVID-19 varian Omicron

Photo :
  • Times of India

Garis keturunan BA.1, yang menyumbang 97,4 persen dari urutan yang dikirimkan ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) pada 19 Januari 2022, memiliki penghapusan 69-70 persen pada protein lonjakan. 

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Gejala umum infeksi COVID-19 yang diinduksi Omicron BA.1 antara lain, sakit tenggorokan, pilek, flu, bersin, sakit kepala, nyeri tubuh dan demam ringan. Gejala seperti hilangnya penciuman dan rasa atau anosmia, tidak terlihat selama gelombang Omicron. 

Omicron sub varian BA.1.1 dan gejalanya
Menurut penelitian, BA.1.1 memiliki 40 mutasi, bersamaan dengan tiga garis keturunan lainnya yang ditemukan di Afrika Selatan. Menurut penelitian yang dilakukan pada 10 Februari 2022 lalu, ketika BA.2 menyumbang 1 persen dari total infeksi, BA.1.1 sudah terdeteksi di 69 negara. Gejala sub varian BA.1.1 tidak berbeda dengan gejala varian lainnya. 

Omicron sub varian BA.2 dan gejalanya

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Pixabay/Tumisu

WHO mengatakan, BA.2 berbeda dengan BA.1 dalam urutan genetiknya. Termasuk beberapa perbedaan asam amino dalam protein lonjakan dan protein lainnya. 

Hasil penelitian telah menunujukkan, BA.2 memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan BA.1. Hingga saat ini studi masih berlangsung untuk mengetahui penyebabnya. Namun data awal menunjukkan, BA.2 tampaknya secara inheren lebih menular daripada BA.1, yang saat ini tetap menjadi sublineage Omicron paling umum yang dilaporkan. 

"Perbedaan dalam transmisibilitas ini tampaknya jauh lebih kecil daripada, misalnya, perbedaan antara BA.1 dan Delta. Selanjutnya, meskipun urutan BA.2 meningkat secara proporsional relatif terhadap sublineage Omicron lainnya (BA.1 dan BA.1.1), masih ada penurunan yang dilaporkan dalam keseluruhan kasus secara global," kata WHO. 

Dikatakan sebagai penyebar tercepat di antara semua sub varian Omicron, infeksi COVID-19 yang diinduksi BA.2 menyebabkan gejala seperti pilek, sakit tenggorokan, kesulitan bernapas, batuk terus-menerus, dan kelelahan. 

Tidak ada gejala lain yang dilaporkan untuk infeksi subvarian Omicron ini, selain temuan dari beberapa penelitian yang mengatakan bahwa sub varian Omicron BA.2 dapat menyebabkan kerusakan parah pada paru-paru.

Kemampuan lolos kekebalan dari sub varian ini sering dikaitkan dengan tingkat keparahan penyakit. Namun, seperti yang dikatakan oleh WHO, sub varian BA.2 mirip dengan sub garis keturunan Omicron lainnya dalam hal tingkat keparahan.

Kesimpulan

COVID-19

Photo :
  • Times of India

Terjadinya gejala COVID-19 bervariasi setiap orang. Derajat keparahan infeksi COVID-19 bergantung pada bagaimana mekanisme kekebalan tubuh bereaksi terhadap serangan patogen tersebut. Pada banyak pasien, infeksi meninggalkan bekas bahkan berbulan-bulan setelah pemulihan atau disebut sebagai long COVID-19. 

"Omicron telah menggantikan varian Delta di tingkat global. Banyak negara telah melewati puncaknya tetapi tidak semua negara telah melewati puncaknya. Ini lebih ringan dari Delta tetapi bukan virus ringan," ujar Maria Van Kerkhove, yang memimpin sisi teknis tim respons COVID-19 WHO. 

Mengenai kesamaan mendasar antara BA.1 dan BA.2, Dr Anurag Agrawal, Ketua TAG, evolusi virus SARS-CoV-2 mengatakan bahwa BA.2 sudah menjadi variant of concern (VOC) atau varian yang menjadi perhatian. 

"Kesamaan transmisibilitas tinggi secara fundamental, tingkat keparahan yang lebih rendah, kemampuan untuk menghindari vaksin kira-kira serupa berdasarkan data yang tersedia. Kami memperhitungkan semua data dan telah menyimpulkan bahwa untuk saat ini, label Omicron adalah label yang cukup untuk sub varian BA.1 dan BA.2," papar Dr Anurag Agrawal. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya