Setara 100 Batang Rokok, Teh Ini Dikaitkan dengan 6 Jenis Kanker

Pasien kanker
Sumber :
  • express

VIVA – Kanker terjadi ketika tubuh kehilangan kendali atas sel-selnya, lalu berkembang biak dan membelah dengan kecepatannya sendiri. Hasil akhir dari ini adalah perkembangan tumor, yang mungkin sulit untuk dibendung.

Kenali Bahaya Abses Paru, IDI Kota Bajawa Berikan Solusi Pengobatan

Peningkatan yang nyata dalam perawatan kanker telah mendorong pertumbuhan yang signifikan dalam tren kelangsungan hidup, tetapi pencegahan juga tak kalah penting.

Satu teh herbal asli Amerika Selatan, telah dikaitkan dengan enam jenis kanker yang berbeda. Lalu, jenis teh apa yang dimaksud?

Sering Drop? Coba 5 Teh Ini untuk Tingkatkan Imun Tubuh Anda Secara Alami

Yerba mate, teh herbal yang secara tradisional biasa disajikan dalam labu dengan sedotan logam, telah banyak dipuji karena kandungan antioksidannya yang tinggi. Minuman ini sering disamakan dengan teh hijau, di mana beberapa sumber mengklaim, teh hijau mengandung 90 persen lebih banyak antioksidan.

Namun meski mengandung mineral, vitamin, dan antioksidan yang tinggi, hasil penelitian menunjukkan teh yerba mate dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.

Hari Ibu: Peneliti Wanita Indonesia Jadi Dokter Pertama Raih NAOS Ecobiology International Award di Prancis

"Dosis tinggi dan penggunaan teh mate dalam waktu lama dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat, kandung kemih, mulut, esofagus, paru-paru, serta kanker kepala dan leher," kata Pusat Kanker Memorial, Sloan Kettering, dilansir dari laman Express, Rabu 23 Februari 2022.

Teh yerba mate mengandung hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), yang juga ditemukan dalam daging panggang dan asap tembakau. Hasil penelitian menunjukkan, paparan karsinogen dapat memiliki implikasi serius bagi sistem kekebalan, reproduksi dan neurologis.

"Mereka juga dapat menyebabkan efek perkembangan dan meningkatkan risiko kanker," kata Healthline.

Dalam satu studi awal yang dilakukan di Uruguay, peneliti menemukan, teh yerba mate berpotensi 60 kali lebih mungkin untuk mengembangkan kanker paru-paru jika dibandingkan dengan minuman ringan lainnya.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Epidemiology Biomarker and Prevention, dilakukan pada sampel 1.000 orang dewasa Uruguay. Temuan menunjukkan, minuman tersebut dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker pernapasan atau pencernaan.

Mereka juga mengungkapkan, pasien lebih mungkin didiagnosis dengan kanker paru-paru sel kecil, yang merupakan bentuk penyakit yang kurang umum. Kanker paru-paru sel kecil biasanya dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Hasil penelitian juga mengarahkan bahwa teh yerba mate bisa bertanggung jawab atas 1 dari 5 kasus kanker di Amerika Selatan.

Hasil penelitian tersebut bahkan konsisten dengan penelitian lebih lanjut yang diterbitkan dalam jurnal yang sama pada 2003, yang mengamati sampel pada 800 orang dewasa. Kali ini, hasil penelitian mengungkapkan, teh yerba mate dapat melipatgandakan risiko kanker kerongkongan.

"Bukti terbaru menunjukkan, teh mate mungkin menjadi sumber utama paparan PAH, mungkin menyebabkan paparan sebanyak merokok tembakau," kata peneliti dalam makalah yang diterbitkan dalam jurnal peer-review of Environmental Science and Technology pada 2012.

Ilustrasi kanker

Photo :
  • Times of India

"(Jika kita) mengasumsikan bahwa penggunaan rata-rata 50 gram daun per (labu), maka rata-rata minum secangkir mate dengan cara tradisional akan memaparkan konsumen pada konten yang setara asap dari 100 batang rokok (lima bungkus)," tutur mereka.

Namun perlu dicatat, penelitian terpisah telah mengidentifikasi bahwa satu senyawa dalam teh herba mate, malah berpotensi mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker.

Terlebih, temuan di atas berasal dari studi epidemiologi. Jadi, belum ada hubungan sebab akibat yang dikonfirmasi antara teh yerba mate dengan kanker. Para peneliti menekankan, konsumsi teh yerba mate dalam jumlah sedang masih aman. Tapi, bagi orang-orang yang rutin mengonsumsi jenis teh ini dalam jumlah besar, harus mulai membatasi asupannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya