3 Persen Kasus Kematian Akibat COVID-19 Merupakan Balita 0-5 Tahun
- pexels/Edward Jenner
VIVA – Kasus kematian akibat COVID-19 hingga saat ini tercatat ada 2.484 kasus. Dari data pasien yang meninggal tersebut, diketahui 73 persennya belum mendapatkan vaksinasi sama sekali, atau baru mendapatkan vaksin sebanyak 1 dosis.
Angka pasien yang meninggal didominasi oleh kelompok lansia yakni sebesar 53 persen. Jika dijabarkan lebih lanjut, sebesar 80 persen atau 2.000 pasien yang meninggal merupakan pasien di atas usia 45 tahun.
Sedangkan 47 persen lainnya merupakan kelompok non-lansia. Untuk kelompok non-lansia, 3 persen di antaranya adalah pasien di rentang usia 0-5 tahun.
Terkait dengan kematian pada anak usia 0-5 tahun Juru Bicara COVID-19 Kemenkes, Dr. Siti Nadia Tarmizi, angkat bicara. Dia menjelaskan bahwa secara umum, angka kematian pada rentang usia 0-5 tahun tersebut lantaran adanya penyakit bawaan pada balita.
"Biasanya kematian pada balita dikarenakan balita ini memiliki penyakit bawaan seperti kelainan jantung, kelainan imunitas, kanker darah," ucap Nadia dalam virtual conference Update Perkembangan COVID-19 di Indonesia, Selasa, 22 Februari 2022.
Lebih lanjut, diungkap Nadia, penyebab penularan yang terjadi pada anak-anak ini lantaran COVID-19 varian Omicron yang tidak bergejala. Sehingga terjadi percepatan penyebaran di kluster keluarga.
Sementara itu, untuk kasus kematian pada pasien lansia, Nadia menjelaskan, berdasarkan data 17.871 pasien yang dirawat pada 21 Januari hingga 19 Februari 2022 lalu, kematian meningkat pada lansia, orang dengan komorbid dan belum divaksinasi lengkap.
Nadia pun menekankan pentingnya vaksinasi bagi bagi masyarakat untuk menekan kasus kematian akibat COVID-19. Sebab, risiko kematian non-lansia tanpa komorbid yang sudah mendapatkan booster hanya sebesar 0,49 persen. Sementara kematian di kalangan lansia tanpa komorbid yang mendapatkan booster sebesar 7,5 persen.
"Artinya, vaksinasi terlihat bahwa kematian itu turun dengan adanya pemberian vaksinasi. Risiko kematian non lansia tanpa komorbid sudah dapatkan dua dosis vaksin 2,9 persen. Sementara risiko kematian lansia tanpa komorbid yang telah dapatkan vaksinasi lengkap dua dosis 22,8 persen," kata Nadia.
Nadia menjelaskan, dari data yang dikaji oleh Kementerian Kesehatan, kematian meningkat rata-rata 3,5 kali pada lansia dan orang dengan komorbid, terutama kematian akan meningkat pada orang yang belum mendapatkan vaksinasi.
"Vaksinasi lengkap berikan perlindungan hingga 67 persen bahkan 91 persen perlindungan booster," ujar Nadia.