Wajah Menawan Lebih Kebal dari COVID-19? Ini Kata Pakar

Ilustrasi wanita cantik
Sumber :
  • Freepik/denissmart

VIVA – Wajah menawan mungkin lebih dari sekadar penampilan luarnya saja. Para pakar menyampaikan penemuan menarik yang menduga bahwa makin rupawan, maka makin kuat imunitas Anda dan berisiko  rendah terpapar COVID-19.

Selain untuk Kecantikan, Ini Sederet Manfaat Lidah Buaya untuk Kesehatan Tubuh

Itu bisa menjelaskan kenapa kamu atau temanmu masih bisa terhindar dari COVID-19, meski sudah kontak erat belasan kali. Teori itu diuji pada sekelompok peserta. Peneliti mengambil foto dan tes darah dari 79 wanita dan 80 pria di Texas Christian University.

Setelah itu, 492 relawan lainnya diminta menilai daya tarik wajah para partisipan berdasarkan foto wajah yang diambil. Kecantikan ada di mata yang melihatnya, seperti yang mereka katakan. Namun, menurut penelitian, para peneliti, pemahaman universal tentang "ketampanan" melampaui waktu dan bahkan budaya.

Uji Kejelian! Bisakah Kamu Temukan Wanita yang Tersembunyi dalam Gambar?

“Fitur seperti kulit bersih, tulang pipi menonjol, mata cerah, dan bibir merah penuh telah dianggap menarik sepanjang catatan sejarah manusia,” kata makalah yang diterbitkan oleh Proceedings of the Royal Society B, dikutip oleh The Sun.

Wajah simetris juga telah secara konsisten ditunjukkan sebagai hal yang disukai dalam penelitian. Studi ini menemukan bahwa peserta yang paling menarik memiliki pembuat kekebalan yang lebih baik dalam sampel darah mereka.

Bisa Hilangkan Ketombe? Ini 5 Manfaat Mencampur Garam dengan Sampo yang Wajib Dicoba

Misalnya, mereka memiliki tingkat fagositosis yang lebih tinggi, yakni proses di mana sel darah putih tertentu menelan partikel asing. Makin tinggi fagositosis akan berguna untuk melawan penyakit bakteri. Tetapi dalam hal virus, seperti COVID-19, tampaknya hanya wajah paling rupawan yang memiliki perlindungan dari genetiknya.

Wanita menilai pria dengan sel kekebalan pembunuh berfungsi tinggi, yang melindungi tubuh dari infeksi virus, lebih tampan dibandingkan pria dengan sel berfungsi rendah. Tetapi pria melihat wanita sebagai wanita yang cantik dan juga lebih rendah imunitasnya, terlepas dari sel penangkal virus mereka.

Tak sekadar wajah cantik

Para peneliti berpendapat bahwa bukan kecantikan seseorang yang membuat mereka cenderung tidak sakit atau terpapar COVID-19. Sebaliknya, sistem kekebalan mereka yang berfungsi tinggi membuat mereka tampak lebih cantik, seperti yang dipilih oleh orang lain.

Mereka mengusulkan bahwa fitur wajah yang dianggap menarik sebenarnya bisa menjadi penanda kesehatan yang baik. Ciri-ciri yang secara universal dianggap menarik oleh manusia dapat memberikan isyarat pada kualitas yang tidak dapat diamati.

"Ini yang dimiliki oleh target yang memengaruhi kebugaran, termasuk kesehatan dan fungsi kekebalan tubuh,” kata makalah itu.

Ini menyiratkan bahwa ketertarikan kita pada seseorang yang cantik berakar pada upaya mencari pasangan yang akan menguntungkan kelangsungan hidup keturunan kita. Ciri-ciri seperti mata yang cerah dan kulit yang jernih juga bisa menjadi indikator bahwa seseorang itu sehat.

Virus corona

Photo :
  • Times of India

"Ada juga kemungkinan bahwa hubungan antara daya tarik dan kesehatan dapat dikaburkan pada manusia modern, mengingat preferensi pasangan manusia ditempa sebelum munculnya pengobatan modern," saran penulis.

Artinya, meskipun daya tarik mungkin telah mengisyaratkan kesehatan dan fungsi kekebalan pada populasi tertentu, hubungan dengan kesehatan mungkin tidak lagi terjadi karena pengobatan modern memungkinkan mereka dengan imunokompetensi rendah untuk tetap dalam kesehatan yang relatif baik.

"Orang-orang yang pergi ke bar untuk berbicara dengan seseorang yang menarik sering kali dianggap dangkal dan diberi tahu, 'Ini bukan tentang penampilan'," kata ketua penelitian, Summer Mengelkoch

"Tapi mereka benar-benar hanya mengikuti naluri mereka untuk menemukan pasangan berkualitas tinggi," tuturnya.

Penelitian sebelumnya tentang daya tarik dan kesehatan tidak selalu membuat kesimpulan yang sama, catat para penulis. Ahli imunologi terkemuka berpikir mungkin ada alasan di balik mengapa beberapa orang tampak sangat kebal terhadap COVID. Bisa jadi karena genetika mereka atau kekebalan sebelumnya terhadap virus lain - tetapi sejauh ini, itu tetap menjadi misteri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya