Hipertensi Tak Dikontrol, Hati-hati Stroke hingga Jantung Koroner

Ilustrasi hipertensi.
Sumber :
  • Pixabay/rawpixel

VIVA – Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi ketika tekanan darah di dalam pembuluh secara konsisten terukur tinggi. Seseorang didiagnosis hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan hasil tekanan sistol (angka yang pertama) ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan diastol (angka yang kedua) ≥ 90 mmHg pada lebih dari 1(satu) kali kunjungan.

Waspada Hipertensi Saat Kehamilan! Ini Tips untuk Mencegahnya

Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr. Erwinanto, Sp. JP(K), FIHA mengatakan, kalau seseorang menderita hipertensi dan tidak dikontrol akan menjadi kontributor untuk penyakit jantung koroner.

"Hipertensi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, setiap peningkatan tekanan darah 20/10mmHG akan berpotensi terjadinya penyakit jantung koroner 2 kali lebih tinggi dan berisiko kematian penyakit jantung koroner," kata dia dalam virtual conference, Jumat 18 Februari 2022.

Jadi Biang Kerok Banyak Penyakit, Begini Trik Kurangi Penggunaan Garam pada Masakan

Dia juga menyebut bahwa hipertensi yang tidak terkontrol juga bisa menyebabkan stroke hingga gagal ginjal.

"Kenaikan 20/10mmHG bisa menyebabkan risiko kematian stroke 2 kali lebih tinggi. Data dari Amerika juga menyebut bahwa hipertensi menjadi penyebab kedua gagal ginjal terminal di sana," jelas dia.

Lakukan Pola Hidup Sehat Ini untuk Mencegah Stroke di Usia Muda

Dia juga menjelaskan bahwa hipertensi ini juga menjadi beban bagi negara. Sebab berdasarkan data dari pusat pembiayaan jaminan kesehatan Kementerian Kesehatan di tahun 2020 lalu, biaya kardiovaskular mencapai lebih dari Rp8 Triliun, kemudian pembiayaan stroke mencapai lebih dari Rp 2 triliun dan gagal ginjal akibat hipertensi tidak terkontrol memakan biaya Rp2 triliun.

Ilustrasi hipertensi.

Photo :
  • U-Report

"Tahun 2022 kemungkinan pembiayaan untuk kardiovaskular naik menjadi Rp10 triliun," kata dia.

Hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat (kurang konsumsi sayur dan buah, konsumsi garam berlebih), obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stres. Keberhasilan mengontrol tekanan darah mencapai target terbukti menurunkan kejadian stroke sebesar 30-40 persen dan kejadian penyakit jantung koroner sebesar 20 persen mengalami penyakit jantung koroner tinggi, darah naik 20/mmHg kematian penyakit jantung koroner 2 kali. kalau sudah hipertensi diturunkan agar kematian penyakit jantung koroner/. kenaikan 20/10mmHg kematian stroke 2x lebih tinggi bahkan lebih dari 2x lebih tinggi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya