Kegemukan Sebabkan Lipotoksik Pemicu Darah Tinggi - Stroke

Ilustrasi obesitas.
Sumber :
  • http://listverse.com

VIVA – Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak Maret 2020 di Indonesia berdampak pada sejumlah aktivitas di masyarakat. Sejak 2020 lalu sistem pekerjaan dan pembelajaran beralih menjadi online dari rumah. Perubahan sistem ini juga berpengaruh pada pola gaya hidup di masyarakat.

Siapa Bilang Penderita Diabetes Tak Boleh Makan Nasi Padang? Begini Triknya Menurut Ahli Gizi

Aktivitas fisik di masyarakat belakangan diketahui berkurang. Pola gaya hidup sedentari pun banyak terjadi selama pandemi. Pola gaya hidup seperti ini ditakutkan dapat menyebabkan penyakit metabolik di masyarakat.

"Penyakit metabolik yang dikenal obesitas ini karena mager tidak gerak cenderung gemuk," kata Spesialis Penyakit Dalam, dr. Maya Kusumawati, Sp.PD-KEMD, FINASIM dalam program Hidup Sehat TVOne, Rabu 16 Februari 2022.

Hati-hati, Saraf Kejepit yang Tak Diobati Bisa Berujung Stroke dan Merambat ke Organ Vital Lain

BAHAYA OBESITAS

Photo :
  • U-Report

Lebih lanjut, bukan hanya dari ukuran tubuh saja yang bisa dikategorikan kegemukan. Perut buncit juga bisa masuk dalam katagori kegemukan, kata Maya.

Banyak Pantangan Tapi Tetap Wajib Makan Karbo, Penderita Diabetes Harusnya Makan Apa?

"Perut buncit itu juga kegemukan, sel lemak besar dan banyak berpengaruh bisa langsung lipotoksik bisa sebabkan darah tinggi, diabet, sakit jantung, stroke dll," kata dia.

Untuk itu dia mengimbau untuk masyarakat untuk mencegah penyakit metabolik ini dengan beberapa cara baik secara primer, sekunder dan tersier.

Untuk pencegahan primer kata dia yakni mencegah orang yang sehat jangan sampai sakit. Pencegahan sekunder, yakni mencegah orang yang sudah sakit jangan sampai mengalami komplikasi, dan tersier mencegah yang sudah mengalami komplikasi jangan sampai bertambah parah.

Untuk pencegahan primer yang perlu dilakukan masyarakat adalah dengan sistem “jamu godok”, yakni jaga mulut gerakin badan donk. Yang mana menjaga pola makan sesuai jadwal, jenis dan jumlah.

"Untuk jumlah harus sesuai berat badan, aktivitas kita. Kalau aktivitas kita diem aja di kantor jangan makan yang jumlahnya seperti atlet maraton," jelas dia.

Lebih lanjut, untuk jadwal, penting untuk mengatur jadwal makan secara teratur yakni makan pagi, makan siang dan makan malam serta dua selingan yakni selingan pagi dan selingan sore.

"Jenis makanan harus seimbang, ada karbohidrat sekepal tangan, protein setelapak tangan, serat lebih besar," jelas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya