Hati-hati, Tanda Ini Dipagi Hari Bisa Jadi Gejala Kanker
- Times of India
VIVA – Kanker adalah penyakit mematikan, yang sayangnya tidak menunjukkan gejala apapun pada awalnya. Sesuai informasi terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dirilis pada 3 Februari 2022, kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, terhitung hampir 10 juta kematian pada tahun 2020, atau hampir satu dari enam kematian.
Kanker yang paling umum adalah kanker payudara, paru-paru, usus besar dan rektum dan prostat. Dikutip dari Times of India, para ahli mengaitkan batuk terus-menerus di pagi hari bisa jadi tanda-tanda kanker. Batuk adalah tanda pemicu sejumlah penyakit termasuk yang umum seperti kelelahan dan yang parah seperti kanker.
Meskipun batuk terus-menerus segera setelah Anda bangun mungkin merupakan tanda dari beberapa komplikasi lain, hubungannya dengan kanker tidak dapat dikesampingkan, terutama jika Anda memiliki kebiasaan merokok.
"Perokok sering terbangun dengan batuk di pagi hari. Namun, batuk terus-menerus selama lebih dari dua minggu harus diperiksa. Terutama jika Anda merokok," Abbas Kanani, apoteker di Chemist Click mengatakan kepada jurnal internasional.
Bangun dengan sakit tenggorokan yang "terus-menerus" dan telah ada selama lebih dari dua minggu tanpa tanda-tanda membaik adalah tanda, ahli telah memperingatkan.
Apa yang menyebabkan kanker? Sesuai karsinogen fisik WHO, seperti ultraviolet dan radiasi pengion; karsinogen kimiawi, seperti asbes, komponen asap tembakau, alkohol, aflatoksin (pencemar makanan), dan arsenik (pencemar air minum); dan karsinogen biologis, seperti virus, bakteri, atau parasit tertentu menyebabkan kanker.
Kanker terjadi ketika sel-sel normal di dalam tubuh manusia berubah menjadi sel tumor. Tingkat keparahan kanker meningkat pada tingkat multi-tahap mulai dari lesi pra-kanker hingga tumor ganas.
Faktor risiko kanker?
Penggunaan tembakau, minum alkohol, makan makanan yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik dan polusi udara merupakan faktor risiko kanker. Beberapa infeksi kronis juga berkembang menjadi kanker.
World Health Organization (WHO) mengatakan, sekitar 13% kanker yang didiagnosis pada 2018 secara global dikaitkan dengan infeksi karsinogenik, termasuk Helicobacter pylori, human papillomavirus (HPV), virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan virus Epstein-Barr.
Seseorang dapat mengurangi risiko kanker dengan mengikuti gaya hidup sehat yang meliputi diet seimbang, tidak merokok dan alkohol, mendapatkan vaksinasi, dan menghindari paparan radiasi ultraviolet.