Remaja, Ketahui Bahaya Menikah dan Hamil di Bawah Usia 20 Tahun

ilustrasi remaja.
Sumber :
  • pexels

VIVA – Remaja menurut UU Perlindungan Anak adalah seseorang yang berusia antara 10-18 tahun, dan merupakan kelompok penduduk Indonesia dengan jumlah yang cukup besar. Remaja merupakan calon pemimpin dan penggerak pembangunan di masa depan.

Terpopuler: Insecure Ukuran Penis, hingga Intensitas Berhubungan Intim yang Ideal Secara Usia

Remaja merupakan masa yang sangat berharga bila mereka berada dalam kondisi kesehatan fisik dan psikis, serta pendidikan yang baik.

Di dalam masa remaja terjadi apa yang dinamakan growth spurt atau pertumbuhan cepat, juga pubertas. Pada fase tersebut, terjadi pertumbuhan fisik disertai perkembangan mental-kognitif, psikis, juga terjadi proses tumbuh kembang reproduksi yang mengatur fungsi seksualitas. Tak heran jika masa remaja seringkali dianggap sebagai periode hidup yang paling sehat.

Mirip Menopause, Apakah Pria Andropause Masih Bisa Punya Anak? 

Remaja dengan Pola Diet Sehat

Photo :
  • vstory

Namun, pertumbuhan fisik pada remaja tidak selalu disertai dengan kematangan kemampuan berpikir dan emosional. Selain itu, di masa remaja juga terjadi proses pengenalan jati diri, dan kegagalan dalam proses pengenalan diri ini bisa menimbulkan berbagai masalah.

Andropasue Bisa Sebabkan Masalah Seksual pada Pria, Dokter Beberkan Tanda-tandanya

Jika tak mendapat arah yang baik, bisa jadi remaja mengalami masalah seks menyimpang hingga mengalami kehamilan untuk remaja wanita yang bisa berdampak pada kondisi kesehatannya di masa depan. 

Lewat acara Konferensi Pers Virtual – Durex BKKBN IBI Klikdokter dan KlikKB “Pentingnya Peran Kontrasepsi Modern Untuk Menyukseskan Program Keluarga Berencana dan Meningkatkan Kesehatan Reproduksi” yang digelar Senin, 14 Februari 2022, Kepala BKKBN RI, DR.dr Hasto Wardoyo SpOG(K) mengungkap bahwa saat ini banyak remaja putri usia di bawah 20 tahun memiliki keinginan menikah muda bahkan melakukan seks bebas. Hal ini bisa membahayakan kondisi kesehatan masa depan jika mereka mengalami kehamilan di usia dini.

"Pesan saya, banyak sekali mereka yang usianya di bawah umur, belum 20 tahun, kemudian dia ingin nikah, ingin hamil, ingin tidak hamil  tapi menggunakan alat kontrasepsi yang tidak sesuai," kata dr Hasto.

Ilustrasi ibu hamil

Photo :
  • pixabay

Ia pun menjelaskan bahaya hamil di usia remaja. Bukan cuma berisiko menyebabkan kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), perdarahan persalinan, yang dapat meningkatkan kematian ibu dan bayi. Kehamilan pada remaja juga terkait dengan kehamilan tidak dikehendaki dan aborsi tidak aman. 

"Misal ada yang usia 15-16 tahun menikah, kalau hamil kan celaka. Tulangnya harusnya masih tambah padat, tambah panjang, diambil sama bayinya, tulangnya jadi keropos," kata dr Hasto.

Selain itu, remaja yang hamil di usia muda lanjut dr Hasto juga berisiko, saat menopause kondisi tubuhnya akan mudah bungkuk lantaran tulangnya sudah mengalami keropos dini. 

"Dia kalau menopause lebih cepat bungkuk. Suaminya si senang-senang aja nikah dapat remaja, tapi gak mikirkan istrinya itu bisa celaka, begitu menopause dia keropos duluan nanti di usia belum tua." 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya