Wajib Tahu, 6 Hal Penting Terkait Varian Omicron

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Pixabay/Tumisu

VIVA – Merebaknya varian Omicron menjadi tantangan baru bagi seluruh dunia. Kasusnya di Indonesia juga begitu cepat meningkat.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Omicron disebut menular lebih cepat dibanding varian-varian sebelumnya. Varian ini juga memiliki jumlah mutasi yang banyak dibanding Delta.

Meski sebagian besar pasien varian Omicron mengalami gejala ringan, tapi para pakar mengingatkan tidak menganggap remeh varian ini. Guru Besar FKUI dan Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga Aditama memaparkan ada 6 aspek yang perlu diketahui terkait varian Omicron.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Penularan

Prof. Tjandra mengatakan Omicron masih terus menular di berbagai dunia. Pada 1 Januari saja, sudah ada 171 negara yang dilanda Omicron.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

"BA.2 yang ada 2 spesifikasi dengan PCR berbeda, datanya lebih menular, penularan dalam 10 minggu itu sudah 90 juta kasus," jelasnya dalam webinar yang diadakan Sanotize Enovid pada Minggu, 13 Februari 2022.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Freepik

Dibanding varian sebelumnya, selama 1 tahun terdapat 90 juta kasus di 2020. Sementara Omicron, hanya dalam 10 minggu sudah 90 juta kasus.

"Omicron kasusnya 5 kali lebih tinggi dari Delta. Kasus memang lebih ringan, bukan karena berat tapi kasus tidak lebih tinggi," lanjutnya.

Prof. Tjandra mengatakan, gejala Omicron 10-20 persen sedang hingga ringan, dan ada juga yang berat hingga menyebabkan kematian, walaupun presentasinya sangat kecil. 

Reinfeksi 

Menurut Mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu, kemungkinan infeksi ulang masih dalam penelitian. Meski begitu, infeksi ulang atau reinfeksi juga ada dan lebih sering terjadi.

"Varian Omicron ini bisa menembus imunitas pada orang yang sudah pernah sakit, bisa sakit lagi. Pertanyaannya, kalau yang sudah pernah sakit, sakit lagi imunnya berbeda," kata dia.

Vaksin

Vaksinasi COVID-19 dua dosis, efikasinya memang dikatakan bisa menurun. Namun, vaksin bisa menurunkan risiko gejala hingga 50-70 persen. Setelah mendapat booster, efikasi akan naik lagi.

Ilustrasi vaksin.

Photo :
  • Freepik/wirestock

PCR 

Diagnosis infeksi COVID-19, termasuk Omicron ada kelebihan karena ada fenomena pasien positif PCR tapi tes antigen negatif.

Pencegahan 

Pada saat awal Indonesia mulai ramai kasus Omicron, penularan merupakan kasus dari luar negeri. Tapi, Prof. Tjandra mengatakan, sebenarnya kasus Omicron Indonesia tidak hanya luar negeri tapi banyak juga transmisi lokal.

"Sekarang penularan ke saluran napas atas yakni batuk kering dan tenggorokan, gak sampai banyak yang demam," ujarnya.

Penanganan

Prof. Tjandra memberikan beberapa langkah penanganan untuk menekan penyebaran Omicron, yaitu 4M dengan pendekatan new normal prokes, kalau ada gejala lakukan tes yakni tracing, vaksinasi ditingkatkan, begitu juga lansia.

"Lalu mekanisme, kesiapan rumah sakit juga disiapkan, di Amerika 1,8 kali lebih tinggi dan mesti dipersiapkan sekarang, nakesnya juga. Kita hrus tetap prokes dan tak menghambat program vaksinasi," saran Prof. Tjandra.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya