Kemenkes Klaim Tak Ada Nakes Meninggal Akibat Omicron

Tenaga kesehatan (nakes) menangani kasus COVID-19.
Sumber :
  • Dok. Dinkes Kota Semarang

VIVA – Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp. THT-KL (K), MARS, menyampaikan kasus COVID-19 akibat timbulnya varian Omicron memicu peningkatan signifikan. Meski begitu, Prof Kadir mengklaim varian Omicron tak memicu kematian, terutama pada tenaga kesehatan.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Prof Kadir mengingatkan, puncak kasus COVID-19 akibat Omicron bisa terjadi pada 2-3 minggu ke depan. Artinya, diprediksi kenaikan kasus sangat besar hingga akhir Februari 2022 ini.

"Kita semua harus waspadai untuk terjadinya peningkatan jumlah kasus yang besar. Meski COVID-19 peningkatan kasus begitu drastis, mungkin 5 kali lipat dari (puncak) Delta, tapi gejala-gejala omicron tidak seberat Delta," tuturnya dalam acara virtual Kemenkes, Kamis 10 Februari 2022.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Omicron varian baru Covid-19 (ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA/Shutterstock

Tak heran, pada tenaga kesehatan pun terbukti terjadi peningkatan lantaran sifat Omicron yang sangat menular. Namun, Prof Kadir mengklaim total peningkatan kasus belum melampaui standar WHO.

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

"Sekarang sudah 90 persen (tenaga kesehatan di RS) diperiksa, positivity rate di bawah 10 persen," imbuhnya.

Kendati begitu, Prof Kadir menilai agar skrining tetap dilakukan pada tenaga kesehatan (nakes) di seluruh RS. Prof Kadir juga mengklaim, meski nakes terkonfirmasi positif, hanya menimbulkan gejala ringan dan tak memicu kematian.

Virus COVID-19 varian Omicron

Photo :
  • Times of India

"Yang meninggal belum ada karena kita tahu nakes sudah dapat vaksinasi booster 3 kali. Mereka siap tempur karena imun terjaga. Meski terinfeksi rata-rata OTG kecuali ada komorbid," tuturnya.

Ada pun Kemenkes juga telah bekerjasama dengan Kemenparekraf agar menyediakan sarana karantina bagi nakes usai bertugas. Dengan begitu, penularan virus bisa dicegah, baik saat di perjalanan atau di luar rumah sakit.

"Kemenkes akan kerjasama pada kemenparekraf untuk sediakan hotel-hotel untuk isoter (isolasi terpusat) bagi nakes sehingga setelah tugas di rs, mereka tidak ke rumah tapi ke tempat-tempat tersebut beristirahat sehingga tidak bawa virus ke rumah dan tidak terinfeksi virus, bakteri saat di kendaraan umum. Karena kebanyakan nakes positif tidak terinfeksi di RS tp di luar RS," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya