Logo BBC

Apa Itu Anxiety, Apa Saja Gejalanya, dan Apa Bedanya dengan Depresi?

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Ilustrasi seorang perempuan melihat pintu yang hampir tertutup di latar belakang.
Getty Images
Adanya gangguan kecemasan dianggap sebagai faktor risiko untuk depresi, dan sebaliknya.

Mereka berpendapat bahwa mungkin ada semacam jembatan mental yang menghubungkan kecemasan dengan depresi.

Selain itu, ada beberapa gejala umum (dan tumpang tindih) dalam dua gangguan ini yang dapat membantu memahami komorbiditas antara keduanya. Misalnya nyeri.

Studi ilmiah di Universitas Harvard menunjukkan bahwa ada hubungan anatomi antara kecemasan, depresi, dan rasa sakit, terutama pada pasien dengan kondisi kronis seperti fibromyalgia, sindrom iritasi usus besar, nyeri punggung bagian bawah, migrain dan nyeri neuropatik (disebabkan oleh kerusakan saraf).

Korteks somatosensori (bagian otak yang menafsirkan sensasi seperti sentuhan) berinteraksi dengan amigdala, hipotalamus, dan gyrus singulata anterior (wilayah yang mengatur emosi dan respons stres) untuk menghasilkan pengalaman mental dan fisik dari rasa nyeri. Daerah yang sama ini juga berkontribusi pada kecemasan dan depresi," katanya.

"Selain itu, dua neurotransmiter, serotonin dan noradrenalin, berkontribusi pada pensinyalan rasa sakit di otak dan sistem saraf. Neurotransmiter ini juga dikaitkan dengan kecemasan dan depresi."

Selain itu, Silva, dari Asosiasi Psikiatri Brasil, menjelaskan bahwa gangguan mental komorbid (seperti kecemasan dan depresi) terjadi pada 60% hingga 90% kasus dan bahwa ada peningkatan dalam tingkat gangguan depresi dan, pada tingkat yang lebih rendah, gangguan penggunaan zat psikoaktif pada tahun-tahun awal gangguan kecemasan.

Menurut sang psikiater, kehadiran kondisi ini di masa kanak-kanak, remaja, atau dewasa awal "meningkatkan risiko gangguan depresi dan kemungkinan depresi berat dengan kronisitas dan upaya bunuh diri."

Selain itu, studi ilmiah menunjukkan bahwa "semua gangguan kecemasan, terutama gangguan panik, agorafobia dan gangguan kecemasan sosial adalah faktor risiko yang kuat untuk perkembangan gangguan depresi dan penyalahgunaan obat," kata Silva.

Apa saja jenis-jenis gangguan kecemasan?

Gangguan-gangguan yang termasuk dalam kelompok gangguan kecemasan, menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), dari Asosiasi Psikiatri Amerika, adalah gangguan kecemasan umum, gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, agoraphobia, fobia spesifik, gangguan kecemasan perpisahan, dan mutisme selektif.

"Meskipun tidak lagi menjadi bagian dari kelompok Gangguan Kecemasan, gangguan obsesif kompulsif (OCD) dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) memiliki banyak karakteristik yang sama, termasuk sering adanya gejala kecemasan," kata Menezes.

Gangguan obsesif-kompulsif (OCD) kerap dijabarkan sebagai penyakit kronis di mana otak dipengaruhi oleh pikiran, ide, atau gambaran peristiwa yang menyedihkan, yang menyebabkan lebih banyak kecemasan.

Hal ini ditandai dengan perilaku dan tindakan berulang, serta dorongan-dorongan yang tidak tertahankan.

Umumnya, gangguan stres pasca-trauma (PTSD) terjadi pada pasien yang pernah mengalami peristiwa traumatis seperti kecelakaan, pelecehan seksual, penculikan, dan mengakibatkan berbagai gejala fisik dan psikologis seperti pikiran yang mengganggu dan ingatan tak sadar yang berulang.

Ilustrasi gangguan kecemasan
Getty Images

Menurut Layanan Kesehatan Masyarakat Inggris (NHS), seorang pasien dengan gangguan stres pasca-trauma menjalani kembali episode traumatis melalui kilas balik atau mimpi buruk.