Jangan Abai, Pakai Baju Warna Ini Rentan Digigit Nyamuk DBD

Ilustrasi gigitan nyamuk.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Demam Berdarah Dengue (DBD) kerap mengintai saat musim hujan tiba. Sebabnya, nyamuk yang sebagai vektor penyakit DBD itu cenderung berkembangbiak dengan cepat di genangan air sisa hujan.

Warga Jakarta Dikenakan Denda Rp50 Juta Jika Ada Jentik Nyamuk di Rumah

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan di tahun 2021 sampai dengan minggu ke 42 jumlah kasus Dengue/DBD kumulatif 37.127 pasien. Jumlah kematian akibat Dengue/ DBD kumulatif 361 jiwa. Untuk jumlah kabupaten/ kota terjangkit 444 dari 34 provinsi yang sudah melaporkan Dengue/DBD. Kemudian, kasus DBD tertinggi berada pada kelompok umur 15-44 tahun

Di tengah peningkatan pesat nyamuk pemicu penyakit dalam kasus DBD setiap tahun, sangat penting untuk menjaga diri tetap aman. Termasuk dengan tindakan pencegahan yang merujuk pada sebuah studi baru bahwa warna pakaian Anda mungkin menarik perhatian nyamuk.

5 Bahaya Saat Sedang Tersedak yang Perlu Kamu Ketahui

Dikutip dari laman The Health Site, para peneliti dari studi baru yang diterbitkan di Nature Communications, mendeteksi bahan kimia yang dihembuskan orang di mana spesies nyamuk yang umum terbang menuju warna tertentu. Itu termasuk warna merah, oranye, hitam, dan cyan. Warna lain, seperti hijau, ungu, biru, dan putih, diabaikan oleh nyamuk. 

Bukan tanpa sebab, penelitian menemukan bahwa kulit manusia mentransmisikan "sinyal" merah-oranye yang kuat ke mata nyamuk. Terlepas dari pigmentasi keseluruhan, para peneliti percaya temuan ini membantu menjelaskan bagaimana nyamuk menemukan inang.

Jarang Disadari, Ini 5 Manfaat Luar Biasa Daun Sirih untuk Kesehatan Tubuh

Gigitan nyamuk.

Photo :
  • Pixabay/Nuzree

"Nyamuk tampaknya menggunakan bau untuk membantu mereka membedakan apa yang ada di dekatnya, seperti inang untuk menggigit. Ketika mereka mencium senyawa tertentu, seperti CO2 dari napas kita, aroma itu merangsang mata. untuk memindai warna tertentu dan pola visual lainnya, yang terkait dengan inang potensial, dan menuju ke sana," ujar seorang profesor dari University of Washington, Jeffrey Riffell.

Warna merah jadi alasan nyamuk menggigit manusia

Dalam studi tersebut, Riffell mengatakan bahwa nyamuk tertarik pada tiga hal: napas manusia, keringat, dan suhu kulit. Menurut ilmuwan, tim dapat menemukan petunjuk keempat dalam penelitian ini: warna merah, yang dapat ditemukan tidak hanya pada pakaian Anda tetapi juga pada kulit setiap orang. 

Tidak peduli apa warna kulit Anda; kita semua memiliki tanda tangan merah yang kuat. Strategi lain untuk menghindari gigitan nyamuk adalah menyaring warna-warna yang menggoda di kulit kita atau mengenakan pakaian yang menghindari warna-warna tersebut.

Untuk penelitian ini, peneliti mempelajari perilaku nyamuk demam kuning betina, Aedes aegypti, ketika mereka terpapar berbagai sinyal visual dan penciuman. Hanya nyamuk betina, seperti semua spesies nyamuk, yang mengonsumsi darah, dan gigitan Aedes aegypti dapat menyebarkan demam berdarah, demam kuning, chikungunya, dan Zika.

Cat kuku atau kuteks warna merah

Photo :

Nyamuk individu diikuti di ruang uji mini di mana mereka menyemprotkan wewangian yang berbeda dan menampilkan berbagai pola visual, seperti titik berwarna atau tangan manusia yang lezat. Nyamuk umumnya mengabaikan titik di bagian bawah ruangan, terlepas dari warnanya, tanpa adanya sinyal bau.

Nyamuk terus mengabaikan titik itu, apakah itu berwarna hijau, biru, atau ungu, setelah menyemprotkan CO2 ke dalam ruangan. Nyamuk, di sisi lain, akan berbondong-bondong ke titik apakah itu merah, oranye, hitam, atau cyan. CO2, gas yang kita dan hewan lain hembuskan dengan setiap napas, tidak berbau bagi manusia. Nyamuk mampu melakukannya.

Ilustrasi nyamuk.

Keren! Mahasiswa Ini Ciptakan Alat Pembasmi Nyamuk Tanpa Asap

Andy Suryansah, warga Kampung Dupak Rukun, Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan, Surabaya, Jawa Timur, berhasil menciptakan alat anti nyamuk tanpa asap bernama Falle.

img_title
VIVA.co.id
23 Oktober 2024