Obesitas Sebabkan Banyak Penyakit, Ini 3 Faktor Pemicunya

Obesitas bisa picu perlemakan hati
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Banyak mitos yang berkembang terkait obesitas. Salah satunya ada anggapan bahwa monosodium glutamate (MSG), dapat menyebabkan obesitas. Namun, para ahli telah menepis anggapan tersebut. 

Mengenal Diet Autofagi yang Disarankan Dokter! Turunkan BB, Cegah Kanker Hingga Jaga Kesehatan Jantung

Ketua Pergizi Pangan Indonesia, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, memaparkan fakta-fakta ilmiah dan jurnal penelitian terbaru mengenai bumbu umami untuk menepis stigma negatif bahwa bumbu umami seperti MSG dapat menyebabkan obesitas.

"Siapa saja berisiko mengalami obesitas, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Pada prinsipnya, ada banyak faktor pemicu obesitas, ada pemicu dari potensi genetik, potensi gangguan metabolisme, atau juga ketidakseimbangan hormonal," ujarnya dalam webinar bertajuk Benarkah Umami Menyebabkan Obesitas? yang digelar Ajinomoto, baru-baru ini. 

Benarkah Kolesterol Tinggi dan Asam Urat Sebabkan Kanker Pankreas?

"Nah dalam webinar kali ini, yang mau saya highlight masih banyak juga anggapan bahwa bumbu umami seperti MSG dapat menyebabkan obesitas," tutur dia. 

Prof. Hardin mengungkapkan, ada banyak jurnal penelitian seperti di China dan Vietnam yang dapat membuktikan bahwa penggunaan MSG tidak menyebabkan overweight atau obesitas. 

Cara Menggunakan Aplikasi Penghitung Kalori untuk Diet Sehat dan Efektif

"Penelitian-penelitian tersebut dimulai dari menggunakan sampel hewan hingga yang terbaru adalah pada manusia, di mulai dari tahun 2008 hingga 2013," katanya.

Guru Besar Bidang Keamanan Pangan dan Gizi di Fakultas Ekologi Manusia IPB, Prof Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, menyampaikan, MSG atau bumbu umami justru memiliki beberapa manfaat. Di antaranya dapat mengontrol nafsu makan, meningkatkan pencernaan makanan berprotein, serta mampu meningkatkan produksi saliva (air liur) yang berperan membantu proses pencernaan senyawa kompleks di mulut, sehingga pada saat sudah di lambung mudah diserap tubuh.

"Untuk mencegah penyakit degeneratif, seperti diabetes, obesitas, jantung, dan hipertensi, guna mewujudkan hidup sehat, penting untuk diperhatikan anjuran dari Kementerian Kesehatan RI tentang pembatasan asupan gula, garam, lemak (GGL)," ujarnya. 

Prof. Ahmad menambahkan, jika ingin makanan yang kita konsumsi memiliki cita rasa yang tinggi tapi juga ingin diet rendah garam, menggunakan bumbu umami seperti MSG bisa dijadikan solusi. 

"Banyak penelitian di luar negeri seperti di Jepang, menunjukkan bahwa penggunaan MSG bisa menjadi strategi diet rendah garam. Sebab, kandungan natrium dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan natrium pada garam dapur biasa," tuturnya.

Head of Public Relation Department PT Ajinomoto Indonesia, Grant Senjaya, mengonfirmasikan, saat ini mereka tengah mengkampanyekan Bijak Garam, untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam memasak. 

"Salah satu kendala sulitnya mengurangi garam dalam masakan adalah membuat rasanya tetap lezat dan tidak hambar. Kampanye Bijak Garam ini bisa menjadi solusi cermat dalam mengurangi penggunaan garam dalam setiap masakan dengan mempertahankan cita rasa yang tetap seimbang. Pengurangan asupan garam atau diet rendah garam dapat diganti dengan penggunaan garam dengan bumbu umami seperti MSG," pungkas Grant Senjaya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya