Kena Angin Duduk Jangan Dikerok, Ini Bahayanya
- U-Report
VIVA – Angin duduk adalah kondisi medis yang mirip dengan gangguan jantung. Angin duduk yang dikenal dengan angina ini terjadi karena tidak adanya aliran darah ke organ jantung. Kondisi ini membuat nyeri dada pada penderitanya.
Sayangnya mereka yang mengalami angin duduk atau angina sering menyepelekannya. Hal ini lantaran kondisi ini memang bisa hilang dalam waktu yang singkat. Selain itu tidak sedikit yang menyepelekan lantaran menganggap angin duduk ini bisa disembuhkan dengan cara dikerok.
Lantas, benarkah demikian? Terkait hal itu, Konsultan Kardiovaskular, dr. Dede Moeswir, Sp.PD-KKV, FINASIM,, FAPSC, FSCAI angkat bicara. Bagi sebagian orang yang melakukan kerokan akan merasa nyaman.
"Angin duduk atau angina bisa membaik, sembuh dengan kerokan memang benar pada mereka yang melakukan kerokan merasa lebih nyaman, enak merasa otot segar itu lebih ke arah faktor endorfin saja," kata dia dalam program Hidup Sehat Plus tvOne, Rabu 2 Februari 2022.
Namun, Dede mengingatkan bahwa kerokan sendiri bisa menyebabkan keluhan lainnya seperti infeksi.
"Tapi efek samping banyak seperti kerusakan pada kulit, pada sisi kulit luar dan bisa sebabkan infeksi dan justru timbulkan keluhan lainnya, dan sama sekali tidak bermanfaat mengatasi angin duduk," kata dia.
Di sisi lain, terkait dengan faktor terjadinya penyakit angin duduk. Dede menjelaskan bahwa seseorang yang mengalami angin duduk atau angina ini biasanya perjalanan penyakit ini membutuhkan waktu yang lama.
"Jadi kejadian ini kejadiannya akut, kejadiannya tiba-tiba tapi perjalanan penyakitnya ini lama, mungkin berbeda penyakit infeksi yang sifatnya cepat, tapi untuk penyakit ini membutuhkan waktu yang lama," jelas dia.
Untuk terjadinya angin duduk nyeri dada atau angina disebabkan oleh faktor risiko misalnya diabetes, hipertensi, obesitas, kolesterol tinggi, jenis kelamin, faktor usia, multi faktor.
"Walau kejadiannya mendadak tapi perjalanan penyakitnya panjang, apabila masyarakat bisa mengenali di fase awal mungkin kejadian fatal bisa dicegah," kata dia.
Selain itu, dia juga mengingatkan bahwa angin duduk ini belakangan juga menyerang usia muda. Hal ini lantaran adanya perubahan gaya hidup di masyarakat.
"Angina atau dikenal angin duduk sebelumnya dari data statistik dialami oleh jenis pria usia lebih dari 40 tahun, namun dengan adanya perubahan pola hidup olahraga yang kurang, pola makan yang kurang baik, tingkat stres psikososial yang sangat tinggi menyebabkan usia semakin muda untuk alami angin duduk," kata dia.