Bukan Jantung, Telapak Tangan Basah Mungkin Gejala Sakit Ini
- U-Report
VIVA – Penyakit jantung memiliki berbagai gejala yang cukup khas dan sering terjadi, salah satunya telapak tangan basah. Kendati begitu, kondisi tangan tersebut tak melulu berarti ada gangguan pada jantung melainkan ciri penyakit tiroid.
Kelenjar tiroid adalah organ kecil yang terletak di bagian depan leher, melingkari tenggorokan (trakea). Bentuknya seperti kupu-kupu, dengan tangkai kecil (isthmus) di tengah, dan dua sayap (lobus) di kanan dan kiri yang memanjang di sekitar sisi tenggorokan.
Sementara, tiroid adalah kelenjar penghasil dua hormon utama, yaitu triiodothyronine (T3) dan thyroxine (T4). Gangguan fungsi dapat berupa hipertiroid jika tubuh membuat terlalu banyak hormon tiroid, sebaliknya jika tubuh membuat terlalu sedikit hormon tiroid, disebut hipotiroidisme.
Kedua kondisi ini mempunyai dampak yang serius karena memengaruhi seluruh metabolisme tubuh. Fungsi hormon tiroid untuk tubuh sangatlah banyak, mulai dari otak, jantung, ginjal, organ reproduksi, liver, saluran cerna, otot dan tulang.
Penyakit tiroid adalah masalah umum yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon tiroid dalam tubuh. Pada kasus hipertiroid, terjadi kelebihan produksi hormon tiroksin yang meningkatkan metabolisme tubuh sehingga memicu keringat berlebih, termasuk di telapak tangan.
Hipertiroid terjadi ketika produksi hormon tiroksin yang terlalu banyak dalam tubuh yang meningkatkan metabolisme. mengatakan keringat berlebihan dan tangan selalu basah menjadi gejala hipertiroid.
"Tangan berkeringat itu nggak selalu tanda penyakit jantung. Kalau pasien hipertiroid itu tangannya lembab dan ada gejala penyerta lain," ujar Dokter Spesialis penyakit dalam dr Rochsismandoko, SpPD, KEMD, FINASIM, FACE, dalam acara Bethsaida Hospital bertajuk EVLA dan RFA, Solusi Penanganan Varises dan Tiroid Masa Kini, di Jakarta, Kamis 27 Januari 2022.
Gejala penyerta hipertiroid mencakup sulit tidur, berat badan turun mendadak, rambut rontok, dan badan lemas. Bahkan, yang paling mudah dibedakan dengan penyakit jantung, di mana pasien hipertiroid mengalami tremor atau bergetar.
"Kalau tiroid itu, salaman, tangannya basah atau lembab dan tremor. Pasien jantung enggak ada (tremor)," tuturnya lagi.
Berbeda dengan penyakit jantung, biasanya gejala penyertanya meliputi cepat lelah, jantung berdebar, hingga sulit napas saat tidur berbaring. Sementara itu, banyak penderita pembesaran tiroid biasanya muncul tanpa gejala, sehingga sulit dirasakan oleh pasien.
Sebagian besar bersifat jinak dan tidak membutuhkan pengobatan khusus, namun jika sudah terjadi gejala penekanan atau masalah kosmetik maka pasien perlu segera mendapat penanganan dokter. Bethsaida Hospital memiliki Diabetic, Endocrine, Metabolic & Thyroid Center untuk menegakkan diagnosa dan terapi kasus diabetes dan tiroid secara komprehensif.
"Saat ini sudah dikembangkan tindakan minimal invasif tanpa operasi untuk menghilangkan pembesaran kelenjar tiroid jinak yaitu dengan Radio Frequency Ablietion (RFA) dan Percutaneous Ethanol injection Ablation (PEIA) tergantung tumornya padat atau berbentuk kista. Dengan prosedur RFA untuk tumor jinak tiroid maka benjolan tiroid dapat berkurang antara 47,7% -96,9%," ujar dokter Rochis.
Terapi RFA tidak membutuhkan Sayatan dan hanya menggunakan pembiusan lokal, sehingga pasien lebih nyaman, aman dan persiapan untuk tindakan juga jauh lebih sederhana. Lama tindakan kurang lebih 1 jam dengan masa observasi setelah tindakan antara 10-12 jam. Efek Samping yang mungkin terjadi adalah rasa nyeri, panas atau bengkak di leher yang sebagian besar akan sembuh sendiri tanpa memerlukan obat.