Menkes Sudah Prediksi Kenaikan Kasus Varian Omicron, Kapan?

Ilustrasi sampel pasien varian Omicron
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ungkap bahwa saat ini varian Omicron sudah menyebar. Penularan lokal pun sudah terjadi saat ini. Menkes juga prediksi kenaikan kasus COVID-19 varian Omicron akan terjadi dalam waktu singkat.

Begini Cara Menkes Transformasi Total Sistem Kesehatan Indonesia!

"Omicron sudah masuk ke kita, dan penularan lokal juga sudah terjadi sama dengan negara lain kita harus menghadapi. Perbedaan utama dari varian omicron dengan yang lain adalah penularannya  cepat dan banyak. Nanti kita akan liat dalam waktu singkat kenaikan jumlah kasus cukup tinggi," kata Menkes dalam virtual conference ‘Kesiapan Gelombang Ketiga COVID-19’, Kamis 27 Januari 2022.

Menkes Budi menjelaskan meski penularan varian Omicron ini lebih cepat dan banyak, namun hospitality rate dan fatality rate dari varian ini cukup rendah. Sehingga lebih banyak orang yang terkonfirmasi Omicron ini dirawat di rumah atau isolasi mandiri.

Menkes Ungkap Penyebab Masyarakat Indonesia Pilih Berobat Kanker di Malaysia dan Singapura

"Omicron ini hospitalisasi lebih rendah dan tingkat keparahan rendah, sehingga yang lebih banyak orang-orang yang terkena Omicron ini dirawat di rumah atau isoman. Itu sebabnya strategi pemerintah dalam menghadapi gelombang Omicron ini berbeda dengan gelombang Delta," ungkap Menkes.

Omicron varian baru Covid-19 (ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA/Shutterstock
Beri Sinyal Jadi Menkes, Budi Gunawan Sadikin Senyum Sumringah Saat Disinggung Awak Media

Lebih lanjut, Menkes mengungkap berbeda dengan varian Delta yang tingkat keparahannya tinggi sedangkan varian Omicron ini lebih rendah dibanding delta, karena sebagian besar pasien Omicron memiliki gejala ringan.

Maka strategi pemerintah untuk menghadapi gelombang Omicron ini berbeda dari Delta.

"Keparahannya tinggi sehingga kita siapkan rumah sakit dengan sangat hebat karena tekannya sangat tinggi, sedangkan Omiron ini penularannya tinggi, keparahannya rendah karena sebagian besar adalah orang tanpa gejala atau asimtomatik, atau gejala ringan seperti pilek, batuk atau demam sedikit yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit," kata Menkes.

Di sisi lain, terkait prediksi kapan kasus varian omicron ini akan naik. Menkes mengaku belum tau pasti kapan peningkatan kasus ini bisa terlihat. Sebab belajar dari tahun sebelumnya beberapa pemodelan itu melesat.

"Jujur mungkin belum tau naiknya akan seperti apa. range 1-5 kali, ada yang tinggi 1 kali Delta ada yang 5 kali dari Delta itu tergantung prokkesnya masing-masing negara, vaksinasi masing-masing negara agak sulit menentukan berapa besarnya," jelas Menkes.

Namun berkaca pada sejumlah negara, puncak kasus sendiri baru terlihat pada 37 hingga 60 hari setelah kasus Omicron teridentifikasi.

"Di negara lain peak antara 37-60 hari sejak kasus ini teridentifikasi. kalau desember mulai ditemukan akhir Februari awal Maret peaknya," kata Menkes.

Ilustrasi pasien TBC.

Penanganan TBC Masuk Program Quick Win Presiden Prabowo, Menkes Getol Deteksi Pengobatan Pasien

Kementerian Kesehatan sendiri sudah melakukan beberapa langkah penanggulangan cepat TBC, salah satunya adalah dengan skrining.

img_title
VIVA.co.id
8 November 2024