Sindrom Polikistik Ovarium Ternyata Bisa Picu Obesitas pada Wanita

wanita Obesitas liburan
Sumber :
  • pixabay/faniadimas

VIVA – Berat badan berlebih atau obesitas merupakan kondisi yang dapat memicu penurunan imunitas hingga sejumlah penyakit tak menular. Kondisi obesitas sendiri sudah cukup mengkhawatirkan lantaran dapat mengintai usia anak dan remaja.

Perut Buncit? Jangan Khawatir! 10 Minuman Menghilangkan Lemak: mudah buat dirumah

Obesitas adalah keadaan penumpukan lemak berlebihan pada tubuh yang berisiko terhadap kesehatan. Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi obesitas pada Balita sebanyak 3,8 persen dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8 persen. 

Target angka obesitas di 2024 tetap sama 21,8 persen, upaya diarahkan untuk mempertahankan obesitas tidak naik. Ini adalah upaya yang sangat besar dan cukup sulit.

Nyeri Haid Tak Tertahankan? Waspada Endometriosis! Kenali Gejalanya Sekarang

Dijelaskan Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Prof. Muhammad Rizal M. Damanik, kesulitan itu terjadi lantaran obesitas dipengaruhi berbagai faktor. Diakuinya, gaya hidup memang berperan besar, namun tak menutup kemungkinan ada faktor lain yang memicu peningkatan berat badan berlebih. Salah satunya faktor stres.

"Yang menyebabkan obesitas, bisa juga berupa stres. Banyak orang stres jadi makan ngemil terus, lalu dia lupa, tiba-tiba sudah 2 toples nastar habis, terus saja makan begitu," ujarnya dalam acara virtual bertajuk konferensi Royco: Hari Gizi Nasional 2022, Selasa 25 Januari 2022.

Mengenal Diet Autofagi yang Disarankan Dokter! Turunkan BB, Cegah Kanker Hingga Jaga Kesehatan Jantung

Lebih dalam, stres juga dapat memicu hormon yang membuat tubuh kerap merasa ingin makan terus menerus. Selain itu, Prof Rizal juga menegaskan faktor lain berupa genetik atau riwayat keluarga.

"Obesitas itu kan penumpukan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Misalnya kondisi yang mempengaruhi proses perubahan sintesis asam lemak, sehingga akhirnya asam lemak itu tidak bisa terolah dikonversi, sehingga dia menjadi menumpuk," beber Prof. Rizal.

Asam lemak yang sudah masuk ke tubuh, akhirnya ditimbun menjadi lemak hingga memicu kenaikan berat badan. Terakhir, adanya faktor penyakit yang berpengaruh dengan hormon, salah satunya polycystic ovarian syndrome atau PCOS.

"Sindrom polikistik ovarium bisa menyebabkan obesitas pada wanita," pungkasnya.

Ilustrasi obesitas/kegemukan.

Gemuk Lemak atau Gemuk Air? Kenali Perbedaannya dan Cara Mengatasinya

Dua tipe utama yang sering ditemui adalah gemuk lemak dan gemuk air. Memahami perbedaan keduanya sangat penting untuk menentukan langkah yang efektif dalam mengatasinya.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024