Muncul Omicron Siluman, Sulit Dideteksi dari Varian Asli

Ilustrasi virus.
Sumber :
  • Pixabay/geralt

VIVA – Jumlah kasus dari varian yang disebut dengan 'Omicron siluman' masih rendah, tapi para pakar kesehatan tengah memantau kemunculan strain virus baru ini.

Sejauh ini, ada kurang dari 100 kasus terkonfirmasi dari varian yang telah diberi nama oleh para ilmuwan sebagai sub-varian BA.2 di Amerika Serikat, demikian menurut laporan dari KOMO News Washington.

Strain tersebut sudah secara positif teridentifikasi di antaranya di Washington dan Texas. Tapi, di Eropa dan sebagian Asia, varian baru ini telah menyebabkan peningkatan jumlah kasus dalam beberapa pekan terakhir.

Di Denmark, di mana kasus COVID-19 harian berjumlah sekitar 40.000, Omicron siluman sudah diidentifikasi di sekitar 65 persen infeksi baru. Di Inggris, ada 426 kasus terkonfirmasi varian baru ini hingga 21 Januari, sehingga mendorong pejabat kesehatan untuk mengklasifikasikan BA.2 sebagai 'varian yang diinvestigasi' pekan lalu.

Jika di Eropa ada indikasi, Omicron siluman bisa mulai menyebabkan persentase kasus yang lebih besar lagi di AS. Jadi, mari kita ketahui lebih jauh mengenai Omicron siluman ini, varian virus corona yang masuk ke AS.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Pixabay/Tumisu

Perbedaan dengan Omicron

Omicron siluman atau substrain BA.2 berbeda dari strain Omicron BA.1 yang lebih dominan (yang dianggap sebagai Omicron 'asli') karena varian itu kurang mutasi yang membuat strain awal mungkin untuk mendeteksi Omicron di tes PCR, menurut UK Health Security Agency.

Lekas Pulih dari COVID-19, Indonesia Sukses Lalui Pandemi Mencekam

BA.1 mengandung penghapusan genetik di gen spike 'S', dan membuat para dokter dengan cepat mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tes PCR positif sebagai Omicron. Sedangkan BA.2 tidak mengandung penghapusan genetik, jadi lebih sulit untuk mengklasfikasikan kasus positif dari varian baru sebagai Omicron di tes PCR, demikian menurut UK Health Security Agency.

Tapi, beberapa ahli mengatakan ini bukan berati sub-strain baru menghindari dteksi umum dalam tes COVID. Itu hanya berarti lebih sulit untuk mengklasifikasikan Omicron saat muncul di tes positif PCR.

INFOGRAFIK: PBB Puji Keberhasilan Indonesia Atasi Covid-19

"BA.2 bisa dideteksi dengan PCR...Tergantung pada tes PCR yang digunakan itu bisa saja tidak terlihat seperti BA.1 (Omicron lainnya). Tapi tes itu masih memberikan hasil positif," jelas Cornelius Roemer, ahli biologi komputasional di Universitas Basel Swiss, menuliskan di Twitter dikutip laman Fortune.

"Ini membuat frustrasi melihat kesalahan mengenai ketidakmampuan untuk mendeteksi masih ada," lanjutnya.

'Mainan' di Rutan KPK, Cabup Pekalongan Dilempar Tongkat dan Asal-usul COVID-19

Masih belum jelas seberapa banyak mutasi BA.2 mempengaruhi keparahan atau penularan, tapi para peneliti telah mencatat bahwa varian baru ini mungkin memiliki lebih dari 28 mutasi berbeda dari BA.1, Omicron asli. Akibatnya, beberapa meminta varian baru ini untuk diklasifikasikan tersendiri, dengan huruf Yunani sendiri.

Seberapa mengkhawatirkan?

Laporan awal dari Denmark, di mana kasus besar Omicron siluman sudah dideteksi, menyimpulkan bahwa varian baru ini tidak menyebabkan peningkatan perawatan di rumah sakit jika dibandingkan dengan Omicron asli.

"Analisis awal menunjukkan tidak ada perbedaan dalam perawatan di rumah sakit pada BA.2 dibandingkan dengan BA.1," demikian pernyataan Statens Serum Institut Denmarks, pusat penelitian penyakit menular milik pemerintah.

"Diperkirakan vaksin juga akan memiliki pengaruh pada penyakit yang parah karena infeksi BA.2," lanjut pernyataan itu.

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.

Photo :
  • pexels/Edward Jenner

Namun, beberapa ahli masih mengatakan bahwa varian baru ini menimbulkan beberapa kekhawatiran. Penelitian tidak dengan jelas menunjukkan bahwa varian baru ini lebih menular dibanding Omicron, yang lebbih menular dibanding varian virus corona sebelumnya, tapi peningkatan jumlah kasus di Eropa dan Asia membuat para pakar waspada.

"Pertumbuhan (konsisten) di sejumlah negara adalah bukti BA.2 mungkin pada tingkat tertentu lebih menular dibanding BA.1," ujar Tom Peacock, virologi dari Imperial College of London dalam cuitannya.

Apa yang harus dilakukan?

Pada Senin, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merekomendasikan para pejabat mengambil langkah tambahan untuk menentukan apakah BA.2 menimbulkan tantangan baru dibanding Omicron asli.

"Investigasi mengenai karakteristik BA.2, termasuk sifat menghindari imun dan racun, harus diprioritaskan secara mandiri (dan relatif) terhadap BA.1," tulis WHO. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya