Moms, Kenali Gejala Komplikasi Hingga Tanda Bahaya Demam Berdarah

Nyamuk aedes aegypti.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Demam berdarah dengue (DBD) tengah meningkat di Tanah Air, diikuti dengan musim pancaroba yang mulai melanda. Terkini, DBD menyerang ratusan warga di Jawa Timur, bahkan memicu kematian. 

Merujuk pada data Kementerian Kesehatan di tahun 2021, kasus DBD tersebar di 472 kabupaten/kota di 34 Provinsi. Kematian Akibat DBD terjadi di 219 kabupaten/kota. Di Indonesia DBD menyerang laki-laki sebanyak 53,11 persen dan perempuan sebanyak 46,89 persen.

Tak heran, nyamuk penyebab DBD pun kian meluas dan mengintai warga di tengah Pandemi, khususnya anak-anak. Kelompok anak menjadi yang cukup rentan lantaran kecenderungannya bermain di tempat yang menjadi sarang nyamuk. Terlebih, banyak orang tidak mengalami tanda atau gejala infeksi dengue.

Gejala Demam Berdarah

Dikutip dari laman Mayo Clinic, ketika gejala benar-benar terjadi, mereka mungkin disalahartikan sebagai penyakit lain, seperti flu. Namun biasanya, gejala dimulai empat hingga 10 hari setelah Anda digigit nyamuk yang terinfeksi.

Demam berdarah menyebabkan demam tinggi hingga 40 C dan salah satu dari tanda dan gejala antara lain sakit kepala, nyeri otot, tulang atau sendi, mual, muntah, nyeri di belakang mata, kelenjar bengkak, dan ruam 

Ilustrasi Tes Demam Berdarah

Photo :
  • U-Report

Sebagian besar kasusnya pulih dalam waktu seminggu atau lebih. Dalam beberapa kasus, gejalanya memburuk dan dapat mengancam jiwa. Maka ini yang disebut demam berdarah parah, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue.

DBD Terus Meningkat, Ahli Sebut Vaksinasi Berdampak Signifikan Tekan Jumlah Kasus

Tanda Bahaya DBD

Demam berdarah yang parah terjadi ketika pembuluh darah Anda menjadi rusak dan bocor. Dan jumlah sel pembentuk gumpalan (trombosit) dalam aliran darah Anda turun. Hal ini dapat menyebabkan syok, pendarahan internal, kegagalan organ dan bahkan kematian.

27 Warga Jakarta Meninggal Dunia Akibat DBD Sejak Januari 2024

Tanda-tanda peringatan demam berdarah yang parah, yang merupakan keadaan darurat yang mengancam jiwa, dapat berkembang dengan cepat. Tanda-tanda peringatan biasanya dimulai satu atau dua hari pertama setelah demam Anda hilang, dan mungkin termasuk:

Sakit perut yang parah 
Muntah terus-menerus
Pendarahan dari gusi atau hidung
Darah dalam urine, tinja, atau muntah
Pendarahan di bawah kulit, yang mungkin terlihat seperti memar 
Napas sulit atau cepat
Kelelahan
Iritabilitas atau kegelisahan

Dinkes Jakarta Siap Lakukan Pelepasan Nyamuk Wolbachia untuk Tekan Penyebaran DBD

Komplikasi DBD

Demam berdarah yang parah dapat menyebabkan pendarahan internal dan kerusakan organ. Tekanan darah bisa turun ke tingkat yang berbahaya, menyebabkan syok. Dalam beberapa kasus, demam berdarah yang parah dapat menyebabkan kematian.

Wanita yang terkena demam berdarah selama kehamilan mungkin dapat menyebarkan virus ke bayi saat melahirkan. Selain itu, bayi dari ibu yang terkena demam berdarah selama kehamilan memiliki risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, atau gawat janin yang lebih tinggi.

Pencegahan dengan Vaksin

Di wilayah dunia di mana demam berdarah biasa terjadi, satu vaksin demam berdarah (Dengvaxia) disetujui untuk orang berusia 9 hingga 45 tahun yang telah menderita demam berdarah setidaknya sekali. Vaksin diberikan dalam tiga dosis selama 12 bulan.

Cegah dengan 3M

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan Didi Budijanto mengimbau masyarakat untuk menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. 

M pertama adalah Menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya.

Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.

M selanjutnya Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.

M ketiga adalah Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, dan gotong royong membersihkan lingkungan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya