Kolom Prof Tjandra: Lima Pertimbangan Evaluasi PTM
- Dokumentasi Prof Tjandra
VIVA – Kasus Omicron di Indonesia semakin bertambah. Sejumlah kalangan mulai khawatir jumlahnya akan semakin tinggi. Apalagi kegiatan belajar mengajar sudah mulai aktif melakukan pembelajaran tatap muka atau PTM. Setidaknya ada lima hal yang dapat jadi pertimbangan tentang kebijakan PTM di hari-hari sekarang ini.
Pertama, pada 13 Januari 2022 maka lima Organisasi Profesi Dokter Spesialis (Anak, Paru, Penyakit Dalam, Jantung dan Anastesi) membuat surat ke 4 Menteri sehubungan Evaluasi proses PTM, yang antara lain menyebutkan bahwa anak dan keluarga baiknya tetap diperbolehkan memilih PTM atau PJ (Pembelajaran Jarakl Jauh), anak dengan komorbid memeriksakan diri dulu, kelengkapan imunisasi untuk dapat ikut PTM serta mekanisme kontrol dan buka tutup sekolah.
Ke dua, kita ketahui bahwa kasus COVID-19 di hari-hari ini terus meningkat, bukan hanya jumlah absolutnya yang sudah sekitar 3000an sehari tetapi juga ada kecenderungan peningkatan angka kepositifan serta perlu pula menilai perkembangan angka reproduksi (“reproductive number”), yang semuanya menunjukkan potensi penularan di masyarakat, apalagi angka transmisi local varian Omicron juga terus meningkat.
Ke tiga, sebagaimana juga ditulis dalam surat 5 Organisasi Profesi Spesialis maka anak dapat saja mengalami komplikasi berat yaitu “multisystem inflammatory in children associated with COVID-19 (MIS-C”) dan bukan tidak mungkin juga ada komplikasi Long Covid. Pendapat para pakar beberapa negara, antara lain dari South Dakota Amerika Serikat, juga mulai membicarakan kemungkinan Long COVID pada anak ini, walaupun memang tentu perlu penelitian lebih lanjut. Tetapi kita tentu tidak ada yang ingin ada dampak seperti ini terjadi pada anak-anak kita.
Ke empat, penelitian di Afrika Selatan misalnya, dengan data dari 56,164 COVID yang masuk RS, menemukan bahwa angka masuk RS (“admission rate”) anak dibawah 4 tahun ternyata 49% lebih tinggi pada Omicron dibandingkan Delta. Data lain dari “Centers for Disease Control and Prevention (CDC)” Amerika Serikat yang ditulis juga di CNN 12 Januari 2022 menyebutkan bahwa angka anak masuk RS meningkat di Amerika, dengan rata-rata 4,3 balita per 100.000 angka masuk RS pada minggu sasmpai awal Janurai, meningkat dari angka 2,6 per 100.000 pada minggu sebelumnya. Kalau dibandingkan dengan angka awal Desember maka ada peningkatan 48%, peningkatan tertinggi pada kelompok umur ini selama pandemi COVID-19.
Ke lima, di berita kita baca bahwa ada daerah yang disebut sebagai medan perang (“battlefield”) pertama melawan Omicron di negara kita, dan di daerah “battlefield” itu disebutkan juga sudah ada beberapa kecamatan yang masuk “zona Merah”. Jadi, setidaknya di zona merah dalam suatu medan perang maka baik kalau upaya perlindungan kesehatan ditingkatkan, termasuk Evaluasi pelaksanaan PTM setidaknya dimulai di daerah-daerah itu
Sumber : Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dan Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara
Prof Tjandra Yoga Aditama