Terungkap, Omicron Bertahan Lebih Lama pada Permukaan Ini

Ilustrasi varian Omicron.
Sumber :
  • Pixabay/geralt

VIVA – Dalam tes laboratorium, peneliti Jepang menemukan, dibanding varian COVID-19 lainnya, Omicron dapat bertahan lebih lama pada permukaan plastik dan kulit manusia.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

"Stabilitas lingkungan yang tinggi dan kemampuannya untuk tetap menular, mungkin telah membantu Omicron menggantikan Delta sebagai varian dominan dan menyebar dengan cepat," kata tim peneliti Jepang, dilansir Times of India, Selasa 25 Januari 2022.

Pada permukaan plastik, waktu bertahan hidup rata-rata strain asli dan varian Alpha, Beta, Gamma dan Delta masing-masing adalah 56 jam, 191,3 jam, 156,6 jam, 59,3 jam, dan 114,0 jam. Sementara Omicron, bisa bertahan hingga 193,5 jam.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Para peneliti yang merilis laporannya di bioRxiv, mengatakan, pada sampel kulit dari mayat, waktu bertahan virus rata-rata 8,6 jam untuk versi aslinya, 19,6 jam untuk Alpha, 19,1 jam untuk Beta, 11,0 jam Gamma, 16,8 jam untuk Delta dan 21,1 jam untuk Omicron.

Virus corona

Photo :
  • Times of India
PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Pada permukaan kulit manusia, semua varian benar-benar tidak aktif dengan 15 detik paparan hand sanitizer atau pembersih tangan berbasis alkohol.

"Oleh karena itu, sangat disarankan bahwa praktik pengendalian infeksi (kebersihan tangan) saat ini menggunakan disinfektan seperti yang diusulkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," kata para peneliti menyimpulkan.

Sementara itu, untuk deteksi COVID-19, menurut penelitian baru, penggunaan tes antigen cepat lebih disarankan dengan menyeka lubang hidung seperti yang diarahkan oleh pabrikan dan bukan menyeka tenggorokan atau bagian dalam pipi.

"Usap hidung mendeteksi lebih dari 95 persen orang dengan tingkat virus tertinggi yang kemungkinan besar menular," kata Dr. Diane Havlir dari University of California, San Francisco.

Diungkapkan bahwa tes dengan usap tenggorokan hanya bisa mendeteksi kasus 40 persen, di mana jumlah ini lebih sedikit dibanding usap hidung. Sebuah studi terpisah yang diposting di medRxiv, menemukan bahwa tes usap bagian dalam pipi juga kurang efektif dibanding usap lubang hidung untuk mendeteksi virus menular.

Namun, studi terbaru menunjukkan, Omicron terdeteksi lebih awal di tenggorokan daripada di hidung. Sehingga beberapa ahli menyarankan pengguna untuk menyeka tenggorokan, meski Food and Drug Administration (FDA) AS tetap menyarankan tes COVID-19 harus digunakan sesuai petunjuk.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya