Virus Corona Ditularkan Melalui Tinja, Ini Kata Peneliti
- Times of India
VIVA – Terlepas dari tempat-tempat ramai dan pertemuan keluarga, para peneliti di AS telah menemukan sumber lonjakan Omicron yang tidak mungkin yaitu, limbah.
Menurut sebuah laporan di The New York Times, orang yang tertular virus Corona mengeluarkan virus di tinja mereka, dan tingkat virus dalam air limbah lokal memberikan sinyal yang kuat dan independen tentang berapa banyak yang beredar di komunitas tertentu.
"Petunjuk muncul dari sumber yang tidak mungkin: limbah. Data limbah mengungkapkan gelombang Omicron yang memuncak pada waktu yang berbeda di tempat yang berbeda," kata laporan itu pada Rabu.
Laporan tersebut mengutip data dari Biobot Analytics yang melacak virus Covid dalam air limbah di 183 komunitas di 25 negara bagian. Hal ini  mengungkapkan bahwa tingkat virus sudah mulai menurun di banyak kota besar tetapi masih meningkat di komunitas yang lebih kecil.
"Di wilayah Boston, misalnya, data Biobot menunjukkan bahwa viral load air limbah telah turun sejak awal Januari, konsisten dengan data lain yang menunjukkan bahwa virus mungkin telah mencapai puncaknya di sana," kata laporan itu yang dikutip dari Times of India.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sekarang mendanai upaya pengawasan limbah di 43 negara bagian, kota, dan teritori. Â Ia berencana untuk menambahkan data air limbah ke "Pelacak Data Covid" online dalam beberapa minggu ke depan.
"Pengawasan air limbah adalah alat yang sangat kuat, dan kami melihat contoh yang sangat baik dengan Omicron," kata Amy Kirby, pemimpin program untuk Sistem Pengawasan Air Limbah Nasional.
"Ini bukan hanya tanda peringatan dini, tetapi juga membantu untuk memantau lintasan gelombang penuh," kata Kirby seperti dikutip dalam laporan tersebut.
Di tengah lonjakan COVID-19 yang tak kunjung reda yang dipicu oleh varian Omicron yang sangat menular, AS kembali mencatat lebih dari 1 juta kasus baru setelah menetapkan rekor global lebih dari 1,36 juta infeksi baru awal bulan ini, menurut data terbaru dari Universitas Johns Hopkins.
Negara ini mencatat lebih dari 5,4 juta kasus COVID-19 dalam seminggu dari 10 hingga 16 Januari, rekor jumlah kasus mingguan tertinggi sejak awal pandemi di negara itu, menurut data Universitas Johns Hopkins.
AS telah mengalami lonjakan COVID-19 baru sejak pertengahan Desember karena varian Omicron yang sangat menular. Negara ini sekarang rata-rata hampir 755.000 kasus baru dan hampir 1.700 kematian baru setiap hari, naik secara signifikan dari minggu ke minggu, menurut data terbaru dari CDC.