Lakukan Tes COVID-19 Sendiri di Rumah Tak Disarankan, Ini Akibatnya

Ilustrasi swab test/PCR/Antigen.
Sumber :
  • Pixabay/neelam279

VIVA – Test kit COVID-19 banyak dijual di e-commerce. Namun sayangnya, banyak orang yang memanfaatkannya untuk melakukan tes COVID-19 sendiri di rumah. Padahal, hal itu tidak direkomendasikan. 

Menkes: Ada 88 Kasus Mpox di Indonesia, Tapi Sudah Sembuh 100 Persen

Ahli Virologi sekaligus Laboratory Director KalGen-Innolab, Andi Utama, pun menyatakan hal yang sama. Dia mengungkap, kebanyakan jenis tes COVID-19 yang dilakukan sendiri di rumah adalah antigen

"Walaupun sebenarnya itu gak recommended, karena kita bukan nakes. Bicara swabnya aja salah," ujarnya saat live di Instagram @kalbegroup, dengan tema 'Deteksi Omicron dengan PCR O+, yang digelar Kamis 20 Januari 2022. 

Kasus Pneumonia Mycoplasma Ada di DKI Jakarta, Seperti Apa Kondisi Pasien?

Andi memaparkan, dalam melakukan tes COVID-19 ada tiga tahap besar, yaitu analytics, pre analytics dan post analytics

"Yang pre analytics ini pengambilan sampel, transportasi sampel, sampai input data segala macem, menjelang masuk ke lab. Nah, kalau saat pengambilan sampelnya aja gak bener, pre analytics itu kontribusi terhadap akurasi dari suatu hasil lab 40 persen," ungkapnya. 

Pneumonia Mycoplasma Terdeteksi di Jakarta, Dinkes Masih Kumpulkan Data

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Freepik

"Jadi, kalau pre analytics-nya udah gak bener, salah colok, negatif, kemungkinan salahnya 40 persen kontribusinya. Makanya gak direkomendasikan, harus semuanya dilakukan oleh nakes," tambah dia.

Begitu pun saat penetesan sampel hingga cara membaca hasil tes antigen, juga harus dilakukan oleh orang yang terlatih. 

"Netesnya pun, ditetesin baca. Cara bacanya pun misalnya, kalau bukan orang yang well trained, antigen itu kan ada garis positif - negatif, baca garisnya itu juga gak sembarang orang. Itu juga harus orang yang berpengalaman dan terlatih," terang dia. 

Terlebih jika tes yang dilakukan di rumah adalah jenis PCR. Andi lebih tidak merekomendasikannya lagi. 

"Apalagi PCR. Alat PCR-nya gak mungkin beli. Itu harus dikerjakan di lab. Walaupun yang lain-lain terlihat sederhana secara teknologi, tapi yang seperti ini memang harus dikerjakan di lab dan dilakukan oleh orang yang terlatih. Standarnya seperti itu," jelas Andi Utama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya