Artis Ramai Pakai Metode ERACKS saat Melahirkan, Apa Sih Itu?
- Pixabay.com/cynthia_groth
VIVA – Belakangan ini proses melahirkan secara caesar dengan metode ERACS tengah menjadi perbincangan dan digandrungi ibu-ibu hamil. Hal itu karena maraknya selebriti Indonesia yang menggunakan metode tersebut saat menjalani persalinan.Â
Spesialis Anastesi, dr. Ida Bagus Gita Dharwa Wibawa, menjelaskan, prosedur ERACS (Enhanced Recovery After Caesarean Surgery), merupakan pengembangan dari konsep Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) yang awalnya digunakan pada operasi bedah digestif atau operasi bedah umum.Â
"Metode ERACS ini sendiri sebenarnya sudah dilakukan sejak lama, tetapi baru kembali booming di masa pandemi ini. Di mana pasien mengharapkan dapat lebih cepat pulang ke rumah dibandingkan menghabiskan waktu yang lebih lama di rumah sakit, karena khawatir dapat terpapar atau terinfeksi virus," ujarnya saat media gathering 'Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS), Jumat 14 Januari 2022.Â
Dokter Ida menambahkan, metode ERACS ini lebih unggul dikarenakan proses recovery yang lebih cepat, painless atau rasa nyeri yang sangat sedikit, mobilisasi pasien lebih cepat dan lebih baik, serta pasien dapat lebih cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga.
Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Cabang Maluku, dr. Markus Daniel Taliak, SpOG, turut memaparkan perbedaan antara ERACS dengan metode konvensional lainnya.Â
"Perbedaan ini bisa ditemukan sejak proses persiapan operasi. Di mana pada metode konvensional pasien diharuskan untuk puasa makan 8 jam sebelum operasi," paparnya.Â
"Sedangkan pada metode ERACS ini 8 jam sebelum operasi pasien masih dapat makan dengan bebas, 6 jam sebelum operasi masih dapat mengonsumsi makanan yang ringan, bahkan 2 jam sebelum operasi pasien diarahkan untuk mengonsumsi cairan berkalori, seperti air gula dengan harapan pasien memiliki energi optimal dan mengurangi stres pada pasien. Hal ini bertujuan untuk membantu proses pemulihan pasien pasca operasi nanti," tambahnya.Â
Salah satu tim dokter Obsgyn, dr. Erwin Rahakbauw, SpOG, menjelaskan, perbedaan signifikan antara metode ERACS dan konvensional, ada pada teknik operasi.Â
"Metode ERACS ini tidak mengeluarkan rahim dari rongga perut dalam proses operasinya, sehingga tidak mengakibatkan penarikan pada saraf-saraf yang dapat menyebabkan rasa mual setelah operasi," ungkapnya.Â
Menurut Erwin, pada teknik ERACS, dokter juga menghindari proses pencucian rahim. Sedangkan dari teknik pembiusan, dokter akan memberikan pembiusan seminimal mungkin untuk memberikan rasa nyaman pada pasien.Â
"Tujuan akhir dari proses penyembuhan ERACS ini adalah 8 jam setelah operasi pasien sudah dapat bergerak, dan kurang dari 24 jam pasien sudah dapat berjalan dan keesokan harinya sudah dapat segera kembali ke rumah," pungkasnya.Â
Salah satu tim dokter Anastesi di Siloam Hospitals Ambon, dr. Cok Istri Arintha Devi, SpAn, membagikan pengalamannya sebagai pasien pertama yang melahirkan di Siloam Ambon dengan metode ERACS.Â
Menurut dia, perbedaannya cukup besar dibandingkan proses kelahiran pertamanya dengan metode caesar konvensional. Dia merasakan proses melahirkan yang jauh lebih nyaman dan lebih rileks dibandingkan sebelumnya.Â
Dr. Coki, lebih lanjut mengatakan, jika selama ini di Indonesia kebanyakan para ibu hamil berpendapat bahwa dengan melahirkan normal, rasa sakit yang dialami hanya pada saat melahirkan saja. Sedangkan pada operasi caesar pada umumnya, pasien tidak merasakan sakit pada waktu operasi, tetapi pasca operasi akan merasa sangat tidak nyaman, nyeri, dan rasa sakit yang tidak tertahankan ketika efek pembiusannya selesai.Â
"Dengan pengembangan metode ERACS ini diharapkan dapat mengubah stigma masyarakat mengenai sakitnya melahirkan dengan caesar. Pasien juga diharapkan dapat ikut bekerjasama dengan mengikuti anjuran dan arahan dokter, tim bidan dan perawat ruangan yang akan selalu siap membantu dan mengarahkan pasien agar proses pemulihannya lebih cepat. Karena cepatnya proses pemulihan pasien, kembali pada seberapa besar kemauan pasien itu sendiri," terang dia.Â
Metode ERACS sendiri sudah diterapkan di Siloam Ambon. Kurang lebih sudah sebanyak 40 kasus melahirkan di Siloam Ambon yang berhasil menggunakan metode ERACS sejak September hingga Desember 2021.