Berapa Kadar Vitamin D yang Normal dalam Tubuh?
- Times of India
VIVA – Pemenuhan vitamin D sangat penting, terutama di masa pandemi. Vitamin D berperan untuk menjaga daya tahan tubuh, salah satunya untuk mencegah tertular COVID-19. Bahkan, pasien COVID-19 kerap diberikan resep vitamin D untuk mempercepat pemulihan.Â
Untuk itu, pemenuhan kebutuhan vitamin D sangat penting dilakukan. Namun, konsumsi berlebihan atau kekurangan vitamin D, juga dapat menimbulkan masalah kesehatan. Lalu, bagaimana cara mengetahui kadar vitamin D dalam tubuh? Dan berapa kadar normalnya?Â
Untuk mengetahui kadar vitamin D dalam tubuh, General Practitioner & PhD Candidate in Medical Science, dr. Adam Prabata, menjelaskan, kita bisa melakukan pemeriksaan kadar vitamin D dalam darah.Â
"Kita bisa ngelakuin pemeriksaan kadar vitamin D untuk tahu sebenarnya berapa banyak sih kadar vitamin D yang ada dalam tubuh kita. Itu ada pemeriksaan kadar vitamin D di darah," ujar saat peluncuran Fortiboost D3 1000 IU dari Combiphar, yang digelar virtual, Kamis 13 Januari 2022.Â
"Nilai normalnya itu ada satu studi yang menunjukkan sekitar 30-100 ng/mL. Itu kadar vitamin D darah yang optimal," lanjut dia.
Dokter Adam menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan vitamin D, bisa dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya dengan memperbanyak kegiatan di luar ruangan.
"Jadi tubuh kita bisa lebih mudah terpapar sinar matahari. Tapi jangan lupa, perhatikan juga waktu dan berapa lama berjemurnya dilakukan. Kalau dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit di Indonesia, itu sekitar 5-15 menit setiap harinya, cukup 2-3 kali seminggu. Jadi tidak perlu setiap hari," ungkapnya.Â
Kemudian selain berjemur, pemenuhan vitamin D bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D. Apa saja?Â
"Bisa dengan ikan-ikanan, misalnya salmon, tuna, hati sapi, atau jamur," terang dia.Â
Namun menurut Adam, berjemur dan konsumsi makanan saja terkadang tidak cukup untuk memenuhi kadar vitamin D yang optimal hingga 30-100 ng/mL. Lalu, apa yang harus dilakukan?Â
"Karena berjemur dan memastikan makanan yang dikonsumsi itu belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin D kita sehari-hari, untuk beberapa kondisi suplemen vitamin itu diperlukan," kata dr. Adam Prabata.