3 Tips Cegah Kekurangan Vitamin D, Agar Tak Berujung Penyakit Serius

Ilustrasi vitamin/obat.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Defisiensi atau kekurangan vitamin D dampaknya tidak main-main. Selain berpengaruh terhadap daya tahan tubuh atau imunitas, risiko terhadap penyakit lain juga bisa meningkat karena kekurangan vitamin D. 

Bukan Hanya Vitamin! Zat Besi Jadi Kunci Cegah Anemia pada Ibu Hamil dan Balita

Beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan akibat defisiensi vitamin D, antara lain, gangguan autoimun, diabetes, penyakit kardiovaskular dan kanker, serta komplikasi terkait kehamilan. 

Untuk itu, mencegah defisiensi vitamin D sangat penting dilakukan. Bagaimana caranya? Berikut tiga langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya defisiensi vitamin D, yang dipaparkan oleh General Practitioner & PhD Candidate in Medical Science, dr. Adam Prabata. 

Waspada Lonjakan Kasus Cacar Air, Pakar Sarankan Jaga Imun dengan Cara Ini

1. Cek kadar vitamin D secara berkala

Ilustrasi vitamin D.

Photo :
  • Freepik
Tips Perawatan Bibir : Rahasia Bibir Lembap Sepanjang Hari

"Pemeriksaan kadar vitamin D rutin enam bulan sekali bisa dilakukan untuk mengetahui kadar vitamin D dalam tubuh, di mana normalnya adalah 30-100 ng/mL," ujarnya saat peluncuran Fortiboost D3 1000 IU dari Combiphar, yang digelar Kamis, 13 Januari 2022. 

2. Perbanyak kegiatan luar ruangan dan konsumsi makanan dengan kandungan vitamin D 

Ilustrasi bersepeda/olahraga.

Photo :
  • Freepik/freepik

Menurut dokter Adam, memperbanyak kegiatan di luar ruangan, seperti berolahraga, dapat membantu tubuh mendapatkan paparan sinar UV-B dari matahari, di mana diharapkan kulit yang diinduksi oleh sinar UV-B ini dapat memproduksi vitamin D. 

"Jangan lupa perhatikan waktu dan berapa lama hal tersebut sebaiknya dilakukan. Pemenuhan vitamin D juga dapat berasal dari makanan yang kita konsumsi, seperti salmon, tuna, hati sapi, serta jamur," kata dia. 

3. Mengonsumsi suplemen vitamin D

Ilustrasi vitamin/obat.

Photo :
  • Freepik/topntp26

Makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata hanya dapat memenuhi 20 persen kebutuhan vitamin D dalam tubuh. Menurut Adam, berjemur saja tidak cukup untuk memenuhi 80 persen sisa kadar vitamin D yang dibutuhkan sehari-hari secara optimal, maka suplementasi sangat dibutuhkan. 

"Di mana, vitamin D3 lebih disukai sebagai suplemen dibandingkan D2, karena lebih lama bertahan di darah, serta mampu meningkatkan kadar vitamin D dan menjadikannya bentuk aktif untuk berbagai aksi penting bagi sel-sel tubuh. Karenanya, vitamin D3 1000 IU cukup ideal dikonsumsi untuk menjaga kadar vitamin D tetap optimal, sekaligus mencegah terjadinya defisiensi vitamin D," ungkapnya. 

Lebih lanjut Adam menjelaskan, dengan sifat anti-inflamasi dan imunoregulasinya, vitamin D berguna untuk aktivasi pertahanan sistem kekebalan tubuh, sehingga berperan penting dalam pencegahan terhadap infeksi, penyakit, dan gangguan terkait kekebalan tubuh. 

"Bahkan terdapat pula sebuah studi yang menyebutkan secara spesifik bahwa pasien dengan kadar serum D3 yang optimal kurang lebih 50 ng/mL, berasosiasi dengan kemungkinan yang sangat kecil untuk mengalami konsekuensi fatal akibat COVID-19," ungkapnya. 

"Penggabungan vaksinasi dengan penguatan sistem kekebalan tubuh melalui konsumsi suplemen vitamin D3 secara konsisten, berpotensi membantu mencegah risiko-risiko berat virus corona, terutama dengan masuknya varian Omicron sejak pertengahan Desember 2021," imbuh dr. Adam Prabata.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya