Menkes Peringatkan Ancaman Gelombang Ketiga COVID-19 Akibat Omicron

Tes COVID-19
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Omicron bisa memicu gelombang ketiga COVID-19. Melalui sejumlah langkah antisipasi yang telah disiapkan oleh pemerintah, Menkes meyakini gelombang kenaikan kasus akibat Omicron bisa cepat dikendalikan.

Begini Cara Menkes Transformasi Total Sistem Kesehatan Indonesia!

“Kita akan menghadapi gelombang dari Omicron, jangan panik, kita sudah menyiapkan diri dengan baik. Pengalaman menunjukkan walaupun naiknya cepat, tapi gelombang Omicron ini turunnya juga cepat. Yang penting jaga prokes, disiplin melakukan surveilans dan percepat vaksinasi bagi yang belum dapat vaksinasi," ujar Menkes dalam keterangan persnya.

Menkes menambahkan upaya menghadapi gelombang omicron dilakukan dengan mempercepat vaksinasi COVID-19 terutama bagi daerah yang cakupan vaksinasi dosis pertamanya belum mencapai 70 persen suntikan. Total masih ada lima daerah yang membutuhkan akselerasi vaksinasi di antaranya Sumatera Barat, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat dan Papua.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Kelima daerah tersebut didorong untuk terus meningkatkan laju vaksinasinya. Karena semakin cepat vaksinasi semakin cepat pula kekebalan tubuh terbentuk. Dengan demikian masyarakat bisa terlindungi dari ancaman penularan COVID-19.

Menkes juga mengingatkan agar masyarakat meredam dulu keinginan untuk keluar negeri lantaran sebagian besar kasus Omicron terdeteksi di pintu masuk. Hal itu terbukti dari tingginya positivity rate dari luar negeri.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

"Positivity rate untuk kedatangan luar negeri adalah 13 persen, jauh di atas positivity rate transmisi lokal yang 0,2 persen. Artinya kedatangan dari luar negeri ini 65 kali lebih tinggi dibanding positivity rate transmisi lokal," tuturnya.

Dengan begitu, teori para pakar bahwa Omicron datang dari luar negeri diantisipasi pemerintah dengan memperketat pintu masuk. Terlebih, empat negara terdeteksi menyumbang penularan terbesar.

"Ini memperkuat hipotesa kami bahwa sebagian besar kasus terjadi saat ini disebabkan kedatangan luar negeri. Negara-negara yang paling tinggi sekarang bergeser pertama adalah Arab Saudi, kedua Turki, ketiga Amerika Serikat, dan keempat adalah Uni Emirat Arab," kata Menkes.

Ilustrasi pasien TBC.

Penanganan TBC Masuk Program Quick Win Presiden Prabowo, Menkes Getol Deteksi Pengobatan Pasien

Kementerian Kesehatan sendiri sudah melakukan beberapa langkah penanggulangan cepat TBC, salah satunya adalah dengan skrining.

img_title
VIVA.co.id
8 November 2024