Hindari Pesta Tahun Baru Jika Alami Gejala Ini, Bisa Jadi Omicron

Pesta kembang api di malam tahun baru. (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M N Kanwa

VIVA – Tahun baru tinggal menghitung hari, tentunya banyak orang sudah bersiap-siap untuk merayakan pergantian tahun. Tapi, perlu diingat bahwa kita masih dilanda pandemi sehingga melakukan kegiatan berkumpul dengan orang banyak berisiko menyebarkan COVID-19.

Kapolri Sebut 141.443 Personel Dikerahkan untuk Pengamanan Natal dan Tahun Baru 2025

Ditemukannya transmisi lokal varian Omicron juga harus menambah kewaspadaan kita. Meski Omicron disebut menimbulkan gejala yang lebih ringan, tapi penyebarannya yang cepat perlu diantisipasi.

Dikutip dari laman Times of India, saat varian Omicron pertama kali dideteksi di Afrika Selatan, Dr. Angelique Coetzee, Kepala Asosiasi Medis Afrika Selatan, mengatakan bahwa penyakit itu lebih ringan dan orang yang terinfeksi tidak melaporkan gejala parah.

Antisipasi Narkoba Masuk Jakarta Buat Pesta Akhir Tahun, Begini Jurus Kombes Donald

WHO juga memberikan opini yang serupa dan menyatakan penyakit itu tampak lebih ringan dibandingkan varian Delta. Menurut Coetzee, orang yang terinfeksi Omicron mengeluhkan tenggorokan gatal dibandingkan sakit tenggorokan, yang mana tidak biasa.

Meski keduanya mungkin sama hingga batas tertentu, tapi yang pertama berkorelasi dengan iritasi tenggorokan sementara yang kedua lebih kepada sakit.

Menag Ajak Masyarakat Rayakan Tahun Baru dengan "Dekonsentrasi Jalanan"

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Freepik

Jika Anda sudah siap menikmati Tahun BAru bersama keluarga atau teman, pastikan Anda tubuh dalam keadaan sehat. Sedikit saja indikasi sakit, lakukan tes dan hindari menghadiri pesta atau pertemuan.

Menurunnya kasus COVID-19 seharusnya tidak serta merta menurunkan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman virus ini. Berkaca pada gelombang I dan II yang terjadi pada pertengahan tahun 2021 lalu, lonjakan kasus justru terjadi ketika masyarakat mulai abai terhadap protokol kesehatan, ditambah tingkat mobilitas yang sangat tinggi saat libur hari besar keagamaan. Sehingga hal tersebut tidak hanya berdampak di Jakarta sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga telah menyebar ke kota – kota lainnya di tanah air.

Menanggapi hal tersebut, PT Quicktest Laboratorium Indonesia mulai melebarkan sayapnya ke beberapa kota besar di Indonesia. Tercatat tidak kurang dari 35 cabang Quicktest kini tersebar di 9 kota besar.

Meluasnya jangkauan Quicktest ke beberapa kota besar tersebut tentunya didukung oleh teknologi RT-PCR model terbaru. Teknologi yang membuat hasil pemeriksaan di Quicktest menjadi lebih cepat dan akurat dibandingkan dengan produk lain yang serupa.

"Selain telah mampu mendeteksi 3 gen Orf 1 AB, Gen N & Gen S dan virus varian terbaru, produk swab Quicktest juga dapat mendeteksi virus lebih awal dengan 50 copies/ml, sesuai rekomendasi Kemenkes CT Value 40 serta telah mendapatkan Sertifikasi WHO dan Sertifikasi FDA.  Di setiap Laboratorium Klinik kami juga selalu stand-by dokter jaga, dan pelanggan yang akan atau telah melakukan test dapat berkonsultasi secara gratis," ujar Irawati Muklas, pendiri Quicktest, dalam keterangannya.

Libur Nataru.

Jurus Ampuh untuk Antisipasi Gangguan Sinyal saat Libur Nataru

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) bersama empat operator seluler berupaya mengoptimalkan pelayanan telekomunikasi jelang Nataru.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024