Kasus Omicron di DKI, Ahli Beri Saran Pencegahan Dini
- Pixabay/geralt
VIVA – Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 untuk Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmidzi menuturkan bahwa terdapat tambahan satu kasus COVID-19 varian Omicron. Ada pun penemuan ini berbeda dengan kasus lainnya di mana telah terjadi transmisi lokal varian Omicron di Indonesia.
"Adanya satu kasus COVID-19 Omicron transmisi lokal di Indonesia," ujar Nadia dalam Konferensi Pers Perkembangan COVID-19 di Indonesia, Selasa 28 Desember 2021.
Dengan begitu, kasus COVID-19 varian Omicron kini totalnya berjumlah 47 pasien. Dalam keterangan persnya, Ahli Paru Prof Tjandra Yoga Aditama menuturkan transmisi lokal Omicron yang terjadi Jakarta menandakan bahwa sudah ada penyebaran virus di masyarakat.
"Sebelum ini, sudah diberitakan ada 2 petugas Wisma Atlet yang tertular dari pasien, jadi memang sudah terjadi penularan pada mereka yang tidak pergi ke luar negeri, dan bahkan terjadi di Wisma Atlet yang tentunya pengawasan lebih terjaga. Tentu bisa kita bayangkan bagaimana kemungkinan penularan di masyarakat luas. Di tambah lagi ada berita seorang pasien dengan varian Omicron yang ternyata luput dari karantina," ujar Prod Tjandra dalam keterangannya.
Belum lagi, lanjutnya, mungkin saja sudah ada pengunjung dari negara terjangkit yang masuk ke negara kita antara 9 dan 29 November itu dan pada waktu itu hanya dikarantina 3 hari. Apabila mereka waktu itu memang membawa Omicron maka mungkin belum terdeteksi.
"Dan memang mungkin saja menular di kontak sekitarnya. Mudah-mudahan saja semua sudah diperiksa dan memang tidak ada penularan," tutur Mantan Direktur World Health Organization (WHO) Asia Tenggara.
Dengan adanya penularan lokal di masyarakat, Prof Tjandra mengimbau agar penyebarannya harus dibatasi sehingga tak meluas. Maka, kegiatan Test dan Telusur harus dilakukan maksimal, mungkin seperti yang dilakukan pada Juni dan Juli 2021 yang lalu.
"Penggunaan aplikasi Peduli Lindungi untuk telusur (“tracing”) seperti di luar negeri juga harus dilakukan," jelasnya.
Jika memang nanti kasus varian Omicron terus bertambah, maka kesiapan fasilitas kesehatan harus dipergiat sejak saat ini. Prof Tjandra menegaskan agar pemerintah menyiapkan mulai dari pelayanan kesehatan primer seperti Puskesmas sampai ke RS rujukan tertinggi, dalam bentuk tenaga kesehatan, ruang rawat, obat, oksigen, alat kesehatan, sistem informasi serta sistem rujukan.
"Untuk masyarakat luas, 3M dan 5M harus diberlakukan dengan ketat, apalagi dalam masa akhir tahun seperti sekarang ini. Kalau ada kecurigaan kontak maka segera memeriksakan diri, jangan malah takut ketahuan positif,” kata Prod Tjandra.
“Untuk yang positif maka beritahu semua orang yang pernah kontak dalam beberapa hari terakhir agar mereka memeriksakan diri pula. Lalu, untuk mereka yang belum diimunisasi lengkap maka segeralah divaksin," tegas Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu.