Luhut Sebut Ada 1 Pasien Wisma Atlet Lolos saat Lockdown

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.
Sumber :
  • pexels/Edward Jenner

VIVA – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Wisma Atlet masih lockdown atau sedang penguncian selama beberapa waktu, lantaran ditemukannya kasus COVID-19 Omicron.

Luhut: NU Harus Memimpin Upaya Perdamaian di Timur Tengah

Diakuinya, penanganan cepat tersebut sudah tepat dan mampu membendung kasus-kasus Omicron agar tak meluas ke masyarakat.

Kendati begitu, Koordinator PPKM Jawa Bali itu mengaku khawatir bahwa kasus Omicron sendiri telah meluas. Sebab, pihaknya tengah mendeteksi seorang pasien yang 'kabur' dari Wisma Atlet.

Cerita Mahfud MD Ditinggal Semua Pengawalnya saat Kasus Cicak vs Buaya, Hingga Akhirnya Dibantu Luhut

"Tapi kita masih tidak tahu di daerah lain apa ada yang lolos (varian Omicron) dari Wisma Atlet. Sebab, kemarin ternyata ada satu orang yang lolos pergi dari situ karena pergi dengan keluarganya," ujar Luhut dalam Konferensi Pers Update Penanganan Pandemi COVID-19 di Youtube Sekretariat Presiden, Senin, 27 Desember 2021.

Ilustrasi virus corona.

Photo :
  • Freepik/pikisuperstar
24 Tahun Bersahabat, Mahfud MD Ungkap Luhut Sering Kirim Duit Bulanan

Menteri Luhut menuturkan bahwa seharusnya hal tersebut tak terjadi agar mencegah penyebaran kasus Omicron. Ia berharap agar tak ada lagi dispensasi di tengah bermunculannya kasus varian baru COVID-19 itu.

"Dan ini kita harapkan tidak terjadi lagi, jadi tidak ada permintaan-permintaan dispensasi yang tidak betul-betul ada alasan kuat. Dispensasi itu, saya ulangi dapat diberikan dengan alasan kuat, dokter, kesehatan, ada hal-hal yang urgent lain," imbuhnya.

Di kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah berencana akan membagikan teknologi teranyar guna mendeteksi varian Omicron. Tes PCR teknologi baru itu menjadi salah satu langkah pemerintan mencegah lonjakan kasus.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Freepik

"Sehingga kita bisa lebih cepat mengidentifikasi Omicron menggunakan tes PCR yang cuma empat sampai enam jam, dibandingkan dengan whole genome sequencing (WGS) yang tiga sampai lima hari," jelas Menkes.

Ada pun, kata Menkes Budi, teknologi baru itu telah disebarkan di berbagai pintu-pintu masuk ke dalam negeri. Selain itu, Kemenkes tengah gencar meningkatkan 3T (testing, tracing, treatment) dengan menantikan kehadiran 15 mesin genome sequence baru yang akan disebarkan ke seluruh pulau di Tanah Air.

"Agar tes genome sequencing ini lebih cepat dan juga jaringannya lebih kuat, tidak hanya di Jawa saja," pungkas Budi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya