Heboh Joki Vaksin Hingga 16 Kali, Begini Kata Ahli
- Times of India
VIVA – Baru-baru ini viral seorang pria asal Pinrang, Sulawesi Selatan, bernama Abdul Rahim, mengaku menjadi joki vaksin. Bukan cuma dua atau tiga kali, Abdul mengatakan telah menerima suntikan vaksin COVID-19 hingga 16 kali.
Dia mengaku, telah menggantikan 14 orang yang seharusnya divaksin. Aksi nekadnya dilakukan demi mendapat imbalan. Abdul membeberkan, sekali menjadi joki Rahim memasang tarif Rp100 ribu - Rp800 ribu. Saat ini, Abdul Rahim sudah diamankan pihak kepolisian.
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Guru Besar FKUI, Prof. Tjandra Yoga Aditama, turut menanggapi kejadian ini, di mana dia menekankan lima hal berikut.
"Pertama, perlu dicari tahu dulu apakah berita ini benar atau tidak," ujarnya melalui pesan singkat kepada VIVA, Kamis 23 Desember 2021.
Kemudian, Prof. Tjandra menegaskan bahwa vaksin diteliti, diproduksi dan diberi izin untuk diberikan dua kali, untuk menjamin efektivitas dan keamananannya," kata dia.
Lalu poin ketiga, Tjandra mengatakan, tidak ada data ilmiah yang valid tentang dampak bagaimana kalau benar disuntikkan sampai 16 atau 17 kali.
"Yang jelas maka keamanan dan efektivitasnya jadi tidak dapat dipertanggungjawabkan kalau penggunaannya berlebihan," tutur dia.
Terakhir, Prof. Tjandra turut memberikan saran untuk para pakar kedokteran untuk menemui si pelaku joki vaksin.
"Usul konkret, para pakar kedokteran kita (tentu di lokasi terdekat dengan yang katanya disuntik 16 atau 17 kali itu) dapat menemui yang bersangkutan dan melakukan penelitian untuk melihat bagaimana kemungkinan dampaknya," kata Prof. Tjandra.