Warga Cawas Klaten Terserang Chikungunya, Ini Gejala dan Pencegahannya

Nyamuk aedes aegypti.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA –  Virus Chikungunya kembali datang, kali ini menyerang warga Desa Kedung Ampel di Kabupaten Klaten. Sejak awal Desember lalu dari total 130 warga, tercatat sudah ada sebanyak 40 warga yang terkena serangan chikungunya tersebut. Hingga saat ini diketahui 5 warga bergejala demam tinggi dan nyeri sendi. 

Dua Tahun Pandemi COVID: 3 Kesalahan dan 3 Hal yang Harus Diwaspadai

Karena virus chikungunya yang menyerang warga dan didapati adanya jentik nyamuk, maka Desa Kedungampel pun diputuskan untuk difogging atau dilakukan penyemprotan khususnya di RW 05 Dukuh Patoman oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten melalui Puskesmas Cawas. Hal itu guna mencegah chikungunya yang semakin parah dan menyebar di desa tersebut. Fogging atau penyemprotan dilakukan pada Rabu, 22 Desember 2021.

Apa itu chikungunya?

Haruskah Nyamuk di Seluruh Dunia Dimusnahkan?

Chikungunya atau yang juga disebut sebagai flu tulang ini merupakan virus yang ditularkan oleh nyamuk. Virus ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang juga menyebabkan demam berdarah. Oleh karena itu, chikungunya bisa dirasakan bersamaan dengan demam berdarah pada seseorang yang sudah terinfeksi. Karena penyakit ini berasal dari gigitan nyamuk, maka tidak dapat ditularkan dari orang ke orang. Biasanya menimbulkan gejala utama yakni demam tinggi dan disertai dengan nyeri sendi.

Ilustrasi penderita chikungunya.

Photo :
  • U-Report
6 Bulan Usai Vaksin COVID-19, Antibodi Makin Kuat Lawan Virus

Penyebab 

Penyakit chikungunya disebabkan dari infeksi virus chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk kepada manusia melalui gigitannya. Transmisi virus ini berasal dari nyamuk betina yakni spesies Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang terinfeksi dan menggigit tubuh manusia. Terdapat juga beberapa faktor lainnya yang dapat menimbulkan penyakit chikungunya, misalnya dalam hal lingkungan seperti adanya air yang menggenang dalam wadah terbuka yang memunculkan larva dan tidak menggunakan tirai pelindung nyamuk saat tidur (kelambu).

Gejala

Seseorang yang terinfeksi virus chikungunya akan mengalami beberapa gejala yang akan dimulai 3-7 hari saat setelah gigitan nyamuk. Beberapa gejala tersebut diantaranya seperti demam, nyeri sendi pada lutut, pergelangan dan jari-jari, nyeri kepala, nyeri otot, sendi yang bengkak, mual-mual, lemas dan terdapat ruam kemerahan.  Biasanya gejala-gejala tersebut akan membaik dalam waktu satu minggu. Namun, pada beberapa kasus, ada juga yang mengalami nyeri sendi sampai berbulan-bulan. 

Sementara gejala yang paling parah yang ditimbulkan dari virus chikungunya adalah kelumpuhan. Virus ini memang bisa dikatakan berbahaya namun jarang ada kematian yang timbul dari penyakit ini. Gejala lainnya yang lebih parah bisa timbul pada bayi yang baru lahir, lansia, orang yang mempunyai penyakit komorbid (tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit jantung). 

Cara mencegah

Karena penularan utamanya berasal dari gigitan nyamuk, maka hal pertama yang harus dilakukan sebagai pencegahan adalah dengan menghindari kontak dengan nyamuk dan gigitannya. 

Pencegahan chikungunya ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti menggunakan obat nyamuk dengan kandungan DEET (N, N-Diethyl-meta-toluamide) saat tidur dan bepergian keluar rumah, sebisa mungkin memakai pakaian yang menutup tubuh, menggunakan tirai nyamuk atau kelambu, menghindari bepergian ke daerah yang menjadi wabah, menggunakan AC dan menggunakan berbagai obat nyamuk. 

Sementara dari segi lingkungan dapat melakukan tindakan 3M yaitu menguras tempat penampungan air,  menutup tempat penampungan air dan memanfaatkan Kembali limbah barang bekas yang bisa menjadi tempat nyamuk berkembangbiak. 

Nyamuk aedes aegypti.

Hati-hati, Ini Waktu Nyamuk Penyebab Chikungunya Beraksi

Nyamuk pembawa virus Chikungunya banyak ditemui di negara tropis, termasuk Indonesia. Nyamuk tersebut mempunyai kebiasaan untuk menggigit manusia di jam-jam tertentu

img_title
VIVA.co.id
11 Maret 2022