Cegah Transmisi Lokal Varian Omicron, Ini yang Harus Dilakukan
- Times of India
VIVA – Kasus COVID-19 varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia. Dari total 5 kasus, sebagian besar terinfeksi setelah bepergian dari luar negeri. Nah, untuk mencegah transmisi lokal dari varian ini, apa yang seharusnya dilakukan?
Ketua Terpilih PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Adib Khumaidi, SpOT, menjelaskan, ada tugas yang harus dilakukan pemerintah, petugas kesehatan dan juga masyarakat.
"Jadi, apa yang harus dilakukan? Pelaku perjalanan luar negeri harus patuh terhadap aturan-aturan yang sudah dibuat pemerintah," ujarnya saat webinar VIVA talk yang digelar VIVA.co.id, Rabu 22 Desember 2021.
"Karantina dari 10 hari nanti akan berubah jadi 14 hari, ya lihat kondisi yang ada, bukan karena tidak konsisten. Tapi karena kita lihat perkembangan di luar dan di Indonesia juga," lanjut dia.
Kemudian tindakan pencegahan kedua yang harus dilakukan menurut dokter Adib adalah tracing.
"Jadi tracing ini, yang pertama adalah random sampling screening, itu untuk mencari data. Tapi yang berkaitan dengan tracing, maka ini bagian dari surveillance epidemiologi. Dan itu harus jalan, misalnya begitu ada kasus di Wisma Atlet harus langsung di-tracing," kata dia.
Lebih lanjut menurut Adib, apapun variannya, baik itu Delta, Omicron atau apa pun nanti, menurut dia kuncinya ada di masyarakat.
"Jadi prokesnya 5M, kita harus aware. Kalau mau makan di restoran, jangan lihat terkenalnya aja, tapi ini aman gak buat saya. Kalau ramai, kita harus menghindari. Jadi self awareness kita juga harus dimunculkan. Sehingga mobilitasnya itu benar-benar terkontrol," tutur dia.
Selain petugas kesehatan dan masyarakat, menurut Adib, pemerintah daerah juga tetap harus melakukan upaya-upaya untuk menjaga agar penerapan-penerapan aturan tetap ditegakkan di lapangan. Dan, ada satu lagi yang tidak kalah penting. Apa itu?
"Daya tahan tubuh kita. Kalau capek istirahat. Kita olahraga, berjemur. Itu bukan hanya untuk COVID-19 saja, buat kesehatan semuanya. Jadi pola hidup sehat kita juga harus kita tingkatkan. Dan jangan panik juga. Bahasanya Pak Jokowi, waspada tapi jangan panik," kata dia.
"Kita tidak boleh lengah dan salah satu supaya kita tidak panik adalah self awareness, kalau ada kondisi-kondisi yang kurang fit, jangan dipaksakan. Istirahat, makan-makanan bergizi, olahraga, kalau perlu suplemen. Dan pola hidup sehat itu seterusnya, karena itu juga untuk kesehatan kita," ujar dr. Adib Khumaidi.