Hati-hati, Pakar Pendidikan Anak Autisme Beberkan Fakta Ini
- Official Sesame Street
VIVA – Dr Imaculata Sumayati, pakar pendidikan anak autis membeberkan fakta-fakta di balik penderita Autisme, yang perlu jadi perhatian. Pertama, untuk pengobatan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Setidaknya jika sekolah, dibutuhkan jumlah guru yang sama besarnya dengan penderita Autisme tersebut.
"Untuk mengajar anak Autisme itu satu murid satu guru. Kalau anak normal, satu guru bisa mengajar 30 murid," ujar Imaculata dalam keterangan persnya.
Dari data yang ia pegang jummlah penderita Autisme itu tiap tahun meningkat, sedikitnya 500 anak tiap tahun tambahan anak autis. Menurut data terakhir, jumlah penderita anak Autisme di Indonesia sekitar 2,4 juta. Angka ini terus naik dari tahun ke tahun.
Sampai saat ini di Indonesia belum ada survey mengenai jumlah akurat anak penyandang autisme. Namun, dari beberapa laporan para profesional yang bergerak dalam penanganan anak autis diketahui pada lima tahun terakhir jumlah angka pertumbuhan jumlah angka penyandang autis meningkat pesat.
Dr Imaculata telah mendirikan sekolah Imaculata Autism Boarding School. Tempat ini adalah sekolah berkebutuhan khusus dan mempunyai asrama. Didirikan sejak tahun 2000, pada saat pertama kali dibuka menerima 5 pederita autis.
Hanya selang sebulan sudah berjumlah 20 siswa autis. kemudian menerima 40 penderita autis. Sekolah ini mendidik anak berdasarkan kondisi anak masing-masing. Sehingga kurikulum yang dibuat berangkat dari kondisi anak tersebut, kekurangan maupun kelebihan.
Dengan demikian pendidikan berjalan dengan kurikulum untuk anak, bukan anak untuk kurikulum. Saat ini Imaculata Autism Boarding School menampung 70 penderita autis. Setiap tahun meningkat tapi karena kapasitasnya terbatas sehingga harus menunggu.
Dr Imaculata mengaku setiap tahun jumlah pendaftar sekolah tersebut meningkat. Tahun ini saja sedikitnya 600 anak autis yang masuk daftar waiting list untuk bisa masuk sekolah tersebut.
Menurut Dr Imaculata, salah satu yang paling layak untuk diduga penyebab anak lahir autis adalah penggunaan kemasan plastik yang mengandung BPA secara terus-menerus. Katanya, hampir di semua peralatan makan atau rumah tangga mengandung BPA.
"Kenapa anak anak bisa kena autisme? Lihat saja perilaku kita sehari hari, hampir tak pernah lepas dari plastik yang mengandung BPA. Makan, minum, mainan semua menggunakan plastik yang mengandung BPA," kata Dr Imaculata.
Maka ia mendukung apabila BPOM memberi label free BPA pada plastik yang digunakan sehari-hari. Sementara itu, BPOM juga telah melakukan pengujian terhadap migrasi BPA terhadap air minum dalam kemasan (AMDK) berbahan PC dan menemukan bahwa hasilnya rendah sekali dibandingkan dengan persyaratan kandungan dalam air.
"Setelah dihitung ternyata paparannya jauh sekali di bawah itu. Artinya relatif aman," ujar Dedi.