Laura Anna Sempat Sesak Nafas, GERD Bisa Berujung Maut?
- IG @edlnlaura
VIVA – Selebgram Laura Anna meninggal dunia pada Rabu 15 Desember 2021. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak keluarga terkait dengan penyebab kematian Laura Anna.
Namun, sebelum meninggal, Laura Anna juga sempat dikabarkan sesak napas. Ia mengeluh sesak napas karena asam lambung yang dialaminya.
Laura Anna ternyata sempat dilarikan ke IGD usai mengeluh sesak nafas. Sebagai kerabat dekat, Putri Jimbo hanya mendapat kabar Laura dilarikan ke IGD setelah itu.
"Sempat udah dibawa ke rumah sakit, ke IGD sudah enakan," ujar Putri Jimbo saat dihubungi awak media, Rabu 15 Desember 2021.
Asam lambung, sering pula dikenal dengan istilah GERD, benarkah GERD bisa menyebabkan kematian? Terkait hal itu, Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Saluran Pencernaan dari RS Cipto Mangunkusumo, Prof dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, menjelaskan bahwa GERD sebenarnya termasuk penyakit kronis jika berlanjut memang bisa menyebabkan gangguan pada paru-paru. Tapi, GERD sendiri tidak mematikan.
"Tetapi GERD sendiri tidak bisa menyebabkan langsung terjadinya kematian," kata Ari dalam keterangannya.
Ari juga menjelaskan, ada 2 gejala utama GERD yang perlu diperhatikan yaitu nyeri dada dan bisa merasakan rasa panas di dada seperti terbakar (heartburn) biasanya nyeri dada ini diikuti juga dengan mulut pahit karena ada asam yang naik (regurgitasi).
Lebih lanjut, dalam keterangannya, Ari menjelaskan, GERD dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Hal ini terjadi karena asam lambung atau isi lambung yang naik dapat menyebabkan luka pada dinding dalam kerongkongan yang awalnya hanya perlukaan. Luka yang terjadi bisa makin luas dan bisa menyebabkan penyempitan dari kerongkongan bawah.
Ari menjelaskan, bahkan GERD dapat menyebabkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan menyebabkan terjadinya penyakit Barrett’s yang merupakan lesi pra kanker.
Diluar saluran cerna, asam lambung yang tinggi dapat menyebar ke gigi (erosi dental), tenggorokan (faringitis kronis), sinus (sinusitis), pita suara (laringitis), saluran pernafasan bawah (asma) bahkan sampai paru-paru (Fibrosis paru Idiopatik).
Lebih lanjut, dalam keterangannya, Ari menjelaskan, prinsip utama mengobati pasien GERD adalah menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi. Tatalaksana penyakit GERD berupa tatalaksana non obat/perubahan gaya hidup dan tatalaksana obat-obatan. Tatalaksana non obat yaitu perubahan gaya hidup.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk tatalaksana non obat, pasien GERD antara lain:
- Menghindari konsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat, tetap mengonsumsi sayur dan buah-buahan.
- Jangan tidur dalam waktu 2 jam setelah makan.
- Langsung tidur setelah makan akan memudahkan isi lambung termasuk asam lambung akan berbalik arah kembali ke kerongkongan.
- Hindari makanan yang terlalu asam dan pedas.
- Hindari minum kopi, alkohol atau minuman bersoda yang akan memperburuk timbulnya GERD tersebut.
- Hindari makanan yang mengandung coklat dan keju.
- Menghindari stress
- Mengontrol berat badan sampai mencapai berat badan ideal
Beberapa data penelitian menunjukkan pada pasien yang memang sudah mengalami GERD jika mengkonsumsi daging yang berlebih dan langsung tidur akan menyebabkan timbulnya panas di dada pada 4 dari 5 kasus GERD.