Pakar Pendidikan Autis Sebut Cara Mencegah Bisa dari Makanan dan Minum

Ilustrasi susu/anak.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Pakar Pendidikan Autis, Dr Imaculata Sumiyati menyebut, menangani anak yang autis lebih sulit jika dibandingkan dengan mencegahnya. Salah satu cara mencegahnya dengan memberi makan dan minuman yang tidak mengandung zat yang berbahaya bagi usia rentan. 

Sempat Diprotes Gegara Review Produk Overclaim, Begini Cara Tasya Farasya Antisipasi Kesalahannya

"Saat membuat susu untuk bayi, misalnya, cenderung air nya hangat sampai panas. Nah inilah yang dapat mengakibatkan terjadinya peluruhan zat BPA pada kemasan plastik yang kemudian di minum oleh bayi. Secara akumulatif dapat menimbulkan berbagai penyakit," kata Dr Imaculata Sumiyati dalam keterangan medianya.

"Bagi ibu hamil, jika pola makan tidak dijaga, tidak memilih kemasan plastik yang aman, sama saja meracuni embrio atau janin. Inilah yang kemudian bisa berakibat anak cacat atau terkena auitis," lanjutnya lagi.

PNM dan BPOM Ungkap Cara UMKM Pangan Naik Kelas

Diskusi Komnas Anak

Photo :
  • ist

Imacula Sumiyati ikut hadir dalam diskusi Komnas Anak dalam rangka peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia dengan judul, Hak Hidup Anak, Bebaskan dari Bisphenol A yang Mengancam. Ia ikut mendukung BPOM untuk melakukan pelabela Free BPA.

Terkuak, Ada 4 Bayi yang Lahir di RS Islam Cempaka Putih Tertukar

"Karena itu, wajib mutlak kemasan plastik yang mengandung zat BPA harus diberi label," ucapnya.

Komnas Perlindungan Anak juga menyuarakan hal serupa. Mereka ingin anak-anak hidup bebas dari potensi segala bahaya, termasuk yang ada pada kemasan yang mengandung BPA.

"Untuk keberlangsungan hak hidup anak, negara tidak boleh kalah dengan industri. Justru negara wajib melindungi dan membebaskan anak apapun bentuknya, yang dapat mengancam kehidupan anak yang diakibatkan oleh zat BPA. Mau tidak mau Komnas PA harus berjuang terus untuk mendapat hak hidup anak yang memadai," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait.

Diskusi Komnas Anak

Photo :
  • ist

"Mengingat BPA dapat mengancam Hak hidup anak maka Komnas perlindungan anak mendukung Badan POM sebagai pemegang regulasi untuk melakukan Pelabelan free BPA yang jelas agar dapat diketahui masyarakat," sambungnya lagi.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan POM Rita Endang menyebut pihaknya telah melakukan kajian paparan terhadap BPA dalam Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Tinjauan dilakukan untuk melihat risiko BPA dalam AMDK dan menilai kembali batas maksimal migrasi BPA untuk mencapai Policy Brief.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya